Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat realisasi impor bawang putih mencapai 163.082 ton hingga 13 Juni 2025
Direktur Tertib Niaga Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag Mario Josko mengatakan, capaian ini baru mencapai 35,74% dari alokasi persetujuan impor (PI) yang terbit sebesar 456.272 ton untuk 73 perusahaan di tahun ini.
"Kami laporkan realisasinya, jadi sampai dengan saat ini sudah terealisasi sebesar 163.082 ton atau sekitar 35,74% dan kami di Kemendag tiap minggu rutin mengadakan rapat untuk memantau realisasi dari importir," katanya dalam Rakor Pengendalian Inflasi, Senin (16/6).
Mario mengakui realisasi ini terhitung masih rendah. Menurutnya hal itu lantaran adanya kendala negosiasi harga dengan suplier di China yang menyebabkan importir cenderung menunda pembelian.
Baca Juga: BPS: RI Impor 82.600 Ton Bawang Putih dalam 4 Bulan Pertama 2025
Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut harga bawang putih masuk menjadi komoditas yang perlu segera dilakukan intervensi mengingat adanya lonjakan harga utamanya di kawasan Indonesia timur.
Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andiko Noto Susanto mencatat, berdasarkan Panel Harga Pangan di tingkat konsumen, Sabtu (14/6), harga bawang putih di wilayah Indonesia timur sudah mencapai Rp 54.229 per kg atau 35,57% di atas Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan pemerintah.
"Saat ini harga bawang putih khususnya untuk wilayah Indonesia timur berada dalam status perlu di intervensi," ujarnya.
Andiko menyebut kenaikan harga bawang putih ini tak luput lantaran rendahnya realisasi impor dan kepatuhan importir.
Dia mengatakan dari 73 importir bawang putih, hanya sebagian kecil yang hadir dan aktif merealisasikan impor.
"Realisasi impor masih rendah 32% serta importir belum memenuhi kewajiban izin edar dan wajib tanam," tambahnya.
Selain itu, tantangan lainnya lantaran ada kenaikan harga dan tantangan distribusi dari negara asal. Menurutnya, distribusi langsung dari pelabuhan menyulitkan pengawasan stok di gudang.
Selanjutnya: Ciputra Development (CTRA) Bagikan Dividen Tunai Rp 444,85 Miliar
Menarik Dibaca: Kredivo Indonesia Tunjuk Andre Rasjid sebagai Komisaris
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News