kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.403.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.689   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.670   -40,70   -0,47%
  • KOMPAS100 1.184   -9,78   -0,82%
  • LQ45 848   -6,84   -0,80%
  • ISSI 310   -0,96   -0,31%
  • IDX30 438   -4,55   -1,03%
  • IDXHIDIV20 508   -5,70   -1,11%
  • IDX80 132   -1,07   -0,80%
  • IDXV30 139   -1,68   -1,19%
  • IDXQ30 139   -1,73   -1,23%

Realisasi Anggaran Ketahanan Pangan Baru 64% Hingga Oktober 2025, Ini Kata Kemenkeu


Selasa, 09 Desember 2025 / 12:25 WIB
Realisasi Anggaran Ketahanan Pangan Baru 64% Hingga Oktober 2025, Ini Kata Kemenkeu
ILUSTRASI. Kementerian Keuangan mencatat realisasi anggaran ketahanan pangan baru mencapai Rp 93,4 triliun hingga Oktober 2025. Foto: KONTAN/Nasrudi Kaisuku


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – KARAWANG. Kementerian Keuangan mencatat realisasi anggaran ketahanan pangan baru mencapai Rp 93,4 triliun hingga Oktober 2025, atau 64,6% dari target dalam APBN 2025 sebesar Rp 144,6 triliun.

Realisasi anggaran tersebut di antaranya disalurkan melalui belanja pemerintah pusat (BPP) Rp 57,4 triliun, transfer ke daerah (TKD) Rp 13,9 triliun, dan pembiayaan Rp 22,1 triliun.

Direktur Perekonomian dan Kemaritiman Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Tri Budhianto menyampaikan, anggaran ketahanan pangan ini paling banyak untuk bagian infrastruktur. Sehingga sebenarnya, realisasi fisiknya berjalan, namun pembayaran kontraknya terlambat atau biasanya dibayar di akhir.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Rp 10 Triliun untuk Cetak 400.000 Hektare Sawah

“Kalau dibilang rendah, ya mungkin bisa dibilang rendah. Alokasi-alokasi yang anggaran yang ada di APBN itu terutama alokasinya terkait dengan infrastruktur. Jadi fisiknya sudah berjalan, maka keuangannya biasanya agak terlambat di belakangnya,” tutur Tri dalam Kunjungan Kerja Media, Selasa (9/12/2025).

Tri menyebut, saat pembayaran proyek infrastruktur pertanian sudah jatuh tempo, maka akan langsung dibayarkan, sehingga realisasinya akan bertambah.

Adapun dari realisasi tersebut, di antaranya digunakan untuk cetak sawah dan intensifikasi lahan sebanyak 160.500 hektare (ha), dengan realisasi anggaran Rp 6,6 triliun atau 60,6% dari pagu Rp 10,9 triliun.

Kemudian, untuk bendungan sudah terealisasi 83,1% dari target 15 unit, atau dengan realisasi anggaran Rp 11,9 triliun setara 65,9% dari pagu Rp 23 triliun.

Baca Juga: Pemerintah Gelontorkan Rp 73,6 Triliun untuk Ketahanan Pangan Per Awal September 2025

Digunakan untuk kampung nelayan merah putih (KNMP), budidaya ikan nila salin (BINS), dan peningkatan produksi garam nasional. Realisasi anggarannya mencapai Rp 2,1 triliun atau 79,8% dari pagu Rp 2,6 triliun.

Terakhir, digunakan untuk Operator Investasi Pemerintah (OIP) Bulog per Oktober 2025 mencapai 494.000 ton, gabah 1,64 juta ton, dan jagung 347,6 ton. Anggaran yang digunakan sudah mencapai Rp 22,1 triliun atau 100% dari target.

Lebih lanjut, Tri membeberkan, anggaran ketahanan pangan di 2026 mencapai Rp 210,4 triliun, atau naik dari tahun ini Rp 144,6 triliun.

“Di tahun 2026 kita juga ingin tetap mempertahankan, yang kita harapkan dapat mendorong produktivitas, memastikan stabilitas harga juga tetap terjaga, termasuk juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani ataupun pelayan,” tandasnya.

Selanjutnya: Rupiah Menguat ke Rp 16.675 per Dolar AS pada Selasa (9/12) Siang

Menarik Dibaca: 6 Ide Hampers Natal dari Murah sampai Mahal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×