Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Lembaga Pemeringkat Efek Internasional, Fitch Ratings, masih akan mempertahankan peringkat surat utang Indonesia paling tidak dalam satu hingga dua tahun mendatang. Seperti yang diketahui, sejak tahun lalu, Fitch menetapkan peringat Indonesia berada di posisi BBB- alias investment grade.
"Outlook Indonesia juga masih akan stabil," kata President Director, Country Head Indonesia Baradita Katoppo di Jakarta, Rabu (6/2). Bahkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang menyertai Indonesia, dinilai Baradita belum cukup untuk merevisi peringkat Indonesia sendiri.
Namun dari laporan yang dikeluarkan Fitch, Indonesia tetap harus waspada. Hal ini mengingat kinerja ekonominya yang paling rendah dibandingkan negara lainnya yang juga berada di level BBB-. Kondisi itu tercermin dari rata-rata pendapatan penduduk, lingkungan bisnis, serta tata kelola pemerintahan.
Masalah lain yang cukup menjadi kendala bagi Indonesia adalah mengenai pembangunan infrastruktur juga penyelesaian masalah korupsi.
Sebenarnya yang dapat bisa dikatakan sedikit menolong Indonesia adalah kenyataan pertumbuhan GDP yang ada di posisi 6% dalam beberapa tahun terakhir. Angka tersebut jauh dibandingkan pertumbuhan rata-rata negara-negara yang berada se level dengan Indonesia yang hanya 2,3%. Beberapa negara yang juga masuk rating BBB- oleh Fitch adalah India, Turki, Kolombia, Kroasia, Rumania, Tunisia dan Bulgaria.
Nah, pertumbuhan ekonomi yang masih berada di atas 6% memang menjadi nilai tambah tersendiri. Walaupun realisasi pertumbuhan yang hanya 6,23% ini masih dibawah perkiraan Fitch sebesar 6,3%. Pertumbuhan ekonomi tahun lalu pun terbukti digerakan oleh konsumsi domestik dan juga masuknya investasi ke pasar Indonesia.
Tahun depan, Fitch tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6%. Angka ini memang jauh dibawah perkiraan pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2013 bisa mencapai 6,3%.
Director Asia-Pacific Sovereigns Fitch Ratings Philip McNicholas menilai target yang ditetapkan Fitch masih termasuk tinggi. Walaupun tak setinggi perkiraan pemerintah, salah satu sebabnya adalah keadaan ekonomi global yang masih belum pulih. "Bahkan kondisi Eropa belum akan pulih tahun ini," ungkapnya pada kesempatan yang sama.
Sementara itu, pemulihan ekonomi Amerika Serikat pun belum begitu terlihat, walupun sudah menunjukan pertumbuhan. Philip melihat perekonomian AS baru akan mulai bergeliat pada semester dua mendatang.
Saat ekonomi AS sudah mulai bergeliat, diperkirakan malah makin banyak investasi yang masuk ke Indonesia. Karena para investor asing tetap membutuhkan tempat untuk menginvestasikan dananya di tempat yang masih memberikan keuntungan yang tinggi. Salah satunya adalah Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News