Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Secara umum, rapid test antibodi tidak cukup akurat untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi virus corona atau tidak. Namun, tes ini dapat memberikan informasi awal tentang tingkat potensi infeksi di suatu komunitas. Sebab apabila hasil tes antibodi reaktif maka perlu dilanjutkan dengan tes swab PCR untuk memastikan seseorang terinfeksi virus corona atau tidak.
Sementara itu, rapid test antigen memang tidak akan seakurat tes PCR, tetapi para peneliti mengatakan, tes antigen mungkin dapat digunakan untuk menenentukan pasien mana yang mengalami infeksi.
Baca Juga: Catat! Ini dua faktor yang sangat menentukan risiko kematian Covid-19
Saat ini tes PCR adalah metode yang paling akurat dalam mendeteksi virus corona SARS-COV2. Namun, tes PCR membutuhkan waktu yang lebih lama dan proses yang lebih rumit. Pemeriksaan sampel pun hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan kelengkapan khusus.
5. Harga tes
Dikutip dari Kompas.com, 13 Juli 2020, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menetapkan tarif tertinggi pemeriksaan rapid test antibodi sebesar Rp 150.000 berdasarkan surat edaran bertanggal 6 Juli 2020. Sementara itu, seperti diberitakan Kompas.com, 10 Oktober 2020, pemerintah melalui Kemenkes meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota mengawasi penerapan harga tertinggi test PCR.
Baca Juga: Ingat, mulai 18 Desember keluar masuk Jakarta wajib sertakan hasil rapid test antigen
Batasan harga tertinggi test PCR yakni sebesar Rp 900.000. Untuk harga rapid test antigen Covid-19 di Indonesia saat ini masih bervariasi, tergantung dari lab yang menyediakan. Data Kontan menunjukkan, 15 November 2020, harga rapid test antigen di Indonesia berada di kisaran Rp 349.000 hingga Rp 665.000.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rapid Test Antigen Jadi Syarat Perjalanan, Ini Bedanya dengan Rapid Test Antibodi dan PCR"
Penulis : Jawahir Gustav Rizal
Editor : Rizal Setyo Nugroho
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News