Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona atau Covid-19 telah menghantam segala aspek kehidupan manusia termasuk sektor ekonomi. Akibatnya, resesi ekonomi melanda sejumlah negara.
Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 2-2020 mengalami pertumbuhan negatif di 5,32% yoy.
Sekretaris Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Raden Pardede menjelaskan, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi di setiap negara.
Baca Juga: Istana: Di tengah pandemi Covid-19, Indonesia tak bisa bergantung pada asing
Tak terkecuali Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Jerman dan sebagainya yang mengalami pertumbuhan negatif yang amat dalam.
Raden menyebut, kontraksi ekonomi pada negara tersebut juga lebih parah dibandingkan dengan Indonesia. Sehingga, saat ini upaya pemerintah adalah untuk mencegah Indonesia masuk zona resesi.
“Tentu kita juga prihatin dengan pertumbuhan Indonesia. Untuk itu pemerintah mengambil langkah untuk mencegah terjadinya kontraksi dan tidak resesi dan itu yang coba dihindari,” jelas Raden saat konferensi pers daring dalam Bincang Pagi Perekonomian Maju, Senin (10/8).
Beberapa langkah dan strategi yang dilakukan pemerintah adalah bagaimana Indonesia kembali sehat dan mengembalikan kepercayaan masyarakat dari serangan Covid-19.
Raden menjelaskan, pemerintah juga secara aktif membuat strategi untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin.
Di samping itu juga ada program bagi masyarakat yang paling membutuhkan misalnya lewat program bansos yang dilanjutkan hingga Desember 2020. Ada juga program untuk membantu UMKM, dunia usaha dan program padat karya.
“Komitmen pemerintah memberikan rasa aman pada masyarakat dan juga ada program membantu UMKM dan dunia usaha, serta program padat karya. Program padat karya ini bagaimana pemerintah bisa menciptakan lapangan kerja untuk saudara kita yang terkena PHK bisa di tampung pada program padat karya di PUPR, pertanian dan sebagainya,” jelas Raden.
Baca Juga: Istana: Indonesia belum masuk resesi meski pertumbuhan ekonomi kuartal II -5,32%
Adapun terkait program untuk UMKM, pemerintah juga memberikan bantuan yang ditargetkan dapat mencakup 10 juta hingga 12 juta UMKM secara bertahap. Pemerintah berencana memberikan bantuan berupa bantuan modal kerja untuk UMKM, senilai Rp 2,4 juta per orang.
Modal tersebut nantinya diberikan tidak dalam bentuk pinjaman. Tujuannya sebagai modal awal untuk melakukan usaha di tengah pandemi Covid-19.
“Ini juga sebagai program bantuan agar UMKM lebih produktif dengan modal yang diberikan,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News