Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dosen FISIP Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sudjito, berpendapat, hasil hitung cepat atau quick count pilpres 2014 yang dilakukan oleh RRI cukup kredibel. Lembaga tersebut dinilai tidak berpihak pada salah satu kubu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
"RRI sudah memiliki reputasi seperti pada pemilu legislatif lalu, dimana telah berhasil dan hasilnya pun mirip dengan penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU)," kata Arie dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (12/7/2014), seperti dikutip Antaranews.com.
Dari segi sumber daya manusia (SDM) itu sendiri, lanjut dia, tak perlu dipertanyakan lagi karena RRI memiliki sumber daya yang mempunyai kemampuan untuk melakukan survei.
"Kalau tidak percaya, kan bisa diaudit metodologinya. Saya yakin mereka transparan," tuturnya.
Ia menegaskan, bila ada pengamat yang mencurigai RRI ada kepentingan politik, hal itu dangkal dan tidak beralasan.
"Justru pengamat yang menuduh RRI itu yang patut dipertanyakan," katanya.
Dia mengimbau pengamat tidak menggunakan teori konspirasi yang menjebak pengamat menjadi tidak kritis dan sekadar menuduh.
"Saya percaya RRI telah memenuhi kaidahnya metodologi. Jika meragukan bisa ditanyakan, toh mereka pasti terbuka proses survei itu," kata Arie.
Sebelumnya, hasil hitung cepat RRI menunjukkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul dengan perolehan 52,71 persen. Adapun Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memperoleh 47.29 persen.
Setidaknya ada tujuh lembaga lain yang juga menunjukkan pasangan Jokowi-JK unggul dalam hitung cepat. Lembaga survei itu yakni, Populi Center, CSIS, Litbang Kompas, Indikator Politik Indonesia, Lingkaran Survei Indonesia, Poltracking, dan Saiful Mujani Research Center.
Sementara empat lembaga survei yang hasil hitung cepatnya pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul, yakni Puskaptis, Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan Suara Indonesia.
Hasil hitung cepat ini membuat kedua pasangan saling klaim kemenangan. Adapun KPU baru akan mengumumkan pemenang Pilpres pada 22 Juli. (Sandro Gatra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News