kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Putuskan hubungan bisnis, Malaysia paling merugi


Rabu, 08 September 2010 / 15:29 WIB
Putuskan hubungan bisnis, Malaysia paling merugi


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kasubdit Standarisasi dan Teknologi Ditjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Kementerian Perindustrian Hasbi Assiddiq S memastikan Malaysia adalah pihak yang paling merugi jika memutuskan hubungan bisnis dengan Indonesia.

"Berkonflik itu sebenarnya tidak ada yang diuntungkan. Sekarang tinggal ruginya besaran siapa. Dalam kasus ini saya melihat Malaysia lah yang paling rugi. Karena investasi mereka cukup besar di Indonesia. Sementara pihak Indonesia kemungkinan hanya akan rugi pengurangan tenaga kerja yang bekerja di perusahaan Malaysia," kata Hasbi, Rabu (8/9).

Dalam catatan Hasbi, selama 2004-2009 jumlah investasi Malaysia ke Indonesia sebanyak US$ 1,5 miliar. Investasi tersebut diantaranya dibenamkan oleh perusahaan telekomunikasi asal Malaysia PT XL Axiata (Tbk), perusahaan migas PT Petronas Indonesia, perbankan CIMB Niaga, BII Maybank, ICB Bumiputra, maskapai Air Asia, perusahaan perkebunan Sime Darby, PLUS Express Way, perusahaan manufaktur mobil Proton dan lainnya. Sementara investasi Indonesia ke Malaysia tercatat US$ 534
juta.

"Mereka memanfaatkan pasar Indonesia yang sangat besar. Jumlah penduduk kita 237 juta jiwa yang merupakan target besar untuk menjaring keuntungan dari negeri ini. Karena itu setiap negara yang terhubung dengan Indonesia pasti untung," pungkasnya.

Menurut Hasbi, pasar Indonesia yang besar tentu mengundang minat perusahaan asing untuk berbisnis di Indonesia. "Karena itu, setiap negara yang berhubungan dengan kita pasti untung" imbuh Hasbi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×