kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menlu tak seoptimis SBY, perundingan Malaysia alot


Jumat, 03 September 2010 / 21:44 WIB


Reporter: Irma Yani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa rupanya tak seoptimis Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menyelesaikan persoalan perbatasan Malaysia dan Indonesia. Menlu yakin, perundingan yang akan dilaksanakan di Kinabalu dengan pihak Malaysia pada 6-8 September mendatang tak akan rampung saat itu juga.

"Perundingan tidak dapat selesai dalam satu hari. Dengan Singapura saja 5 tahun, dengan Vietnam 32 tahun," katanya saat ditemui di Gedung Kemenlu, Jumat (3/9).

Terlebih lagi dalam perundingan tersebut ada empat segmen yang tersisa untuk dirundingkan yaitu perbatasan di Selat Malaka, Selat Singapura, Laut China Selatan, dan Laut Sulawesi. "Empat segmen tidak akan selesai dalam satu pertemuan itu," terangnya. Namun, ia pun tak bisa memastikan perundingan tersebut akan memakan waktu berapa lama.

"Jangan belum apa-apa sudah ditanya berapa persen, berapa lama. Target kita tentu ingin secepatnya," tandasnya.

Sementara saat ditanya mengenai pidato SBY yang meminta perundingan diselesaikan dengan cepat, ia pun enggan berkomentar lebih jauh. "Tolong jangan dibentur-benturkan. Janganlah pro dan kontra dibenturkan. Intinya kita sudah bersiap untuk melakukan perundingan dengan baik," kilahnya.

Yang pasti, pihaknya tetap akan berupaya melakukan percepatan sehingga tak memakan waktu yang cukup lama, seperti sebelumnya dengan beberapa negara lain. "Agendanya kita sudah ajukan ke Malaysia, membahas hubungan dan kerjasama antara Indonesia Malaysia, masalah insiden juga akan dibahas secara khusus," katanya.

Tapi intinya dari perundingan tersebut Pemerintah RI menginginkan adanya komitmen dan tekad bersama untuk mempercepat perundingan. Maka perlu diperhatikan tentang SOP di lapangan untuk memastikan insiden seperti kemarin tidak terulang kembali. "Perundingan perbatasan adalah masalah yang sangat mendasar mengenai kewilayahan. Masing-masing delegasi pasti ingin yang mempersiapkan diri dengan baik. Kita akan mendorong agar perundingan dilakukan dengan segera. Pihak malaysia pun akan mempersiapkan diri. Insiden kemarin kan mengingatkan bahwa perundingan ini mendesak untuk dilakukan," tandasnya.

Sayang, Marty enggan membeberkan posisi Indonesia dalam perundingan. "Posisi Indonesia dalam perundingan belum dapat dibuka. Ada yang terbuka ada yang tertutup. Bagaimana saya bisa berunding kalau posisi dasar kita sudah saya umumkan. Pihak Malaysia pun nanti sudah tahu," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×