kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTSN kini produksi ponsel Infinix


Rabu, 21 Desember 2016 / 23:05 WIB
PTSN kini produksi ponsel Infinix


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA Penambahan produk ponsel baru juga menguntungkan bagi PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN). Produsen penyedia jasa produksi perangkat telekomunikasi tersebut baru saja bekerja sama untuk merakit Infinix asal China. Hal itu menginat ada ketentuan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang sudah ditentukan pemerintah tahun ini sebesar 20%.

Suryanto Chang, Assistant General Manager PT SAT Nusa Persada memproduksi tiga jenis produk Infinix. Dengan kapasitas produksi di Batam sebanyak 15.000 unit per bulan.

"Tapi sekarang mereka sedang diskusi lagi untuk menambah produksinya," kata Suryanto saat ditemui KONTAN Rabu (21/12).

Menurut Suryanto, paling murah nilai investasi satu line produksi memakan biaya US$ 2 juta. Sementara rata-rata pemain industri hanya memakai satu line produksi dan satu shift produksi saja. Padahal Sat Nusa Persada bisa mengerjakan dalam waktu tiga shift.

Catatan saja Infinix, emiten berkode dagang PTSN ini juga memproduksi enam merek lain yakni Asus, Acer, Lava, Hisense, Smartfren dan Xiaomi. Saat ini per bulan Asus memproduksi 200.000 unit per bulan, Xiami 60.000 unit perbulan, Hisense dan Smartren 50.000 perbulan, Lava 10.000 - 20.000 unit per bulan. Semenatara Acer sebanyak 20.000 unit per bulan.

"Akan tetapi dalam dua bulan ini Acer tidak produksi karena penjualan kurang bagus," kata Suryanto.

Mengenai pabrik, saat ini PTSN memiliki 11 pabrik dan salah satu pabrik sedang direnovasi dari 2 lantai menjadi 5 lantai. Hal ini sebagai persiapan agar bisa untuk tetap bisa merakit smartphone merek lain. Saat ini PTSN sedang tahap negosiasi kerjasama dengan Huawei.

"Produsen Cina saat ini ramai di Indonesia. Mereka mau masuk ke Indonesia karena populasi Indonesia yang besar," pungkas Suryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×