Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Kewajiban mandatory Bahan Bakar Nabati (BBN) sebesar 5% yang akan diterapkan pemerintah tahun depan, membuat banyak perusahaan biofuel berencana meningkatkan kapasitas produksinya. Maklum saja, aturan mencampur BBN tersebut berlaku untuk semua perusahaan ritel bensin di Indonesia. Sehingga ceruk yang akan terbuka pasti semakin lebar.
Salah satu perusahaan yang berencana meningkatkan produksinya adalah PT Energi Alternatif Indonesia yang beroperasi di Jakarta. Direktur Utama PT Energi Alternatif Indonesia Bambang Tri Budiman menyebut kapasitas produksi biodiesel pabrik pengolahannya saat ini sebesar 3.000 ton per tahun.
"Kami berencana menambah kapasitas menjadi dua kali lipat atau sekitar 6.000 ton. Setidaknya butuh investasi sebesar Rp 10 miliar," ujar Bambang, Jumat (21/11).
Bambang mengaku sedang mencari perbankan yang bersedia memberikan pinjaman untuk merealisasikan rencana tersebut. Menurutnya, pihak perbankan akan dengan sendirinya memberikan pinjaman ketika aturan mandatory diberlakukan tahun depan.
"Karena bukan hanya Pertamina yang nantinya akan menyerap biofuel yang kami buat, tetapi juga perusahaan asing seperti Shell, atau Petronas diwajibkan juga untuk mandatory," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News