kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 2 Melalui Gaji ke-13 dan Idul Adha


Senin, 12 Mei 2025 / 15:34 WIB
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 2 Melalui Gaji ke-13 dan Idul Adha
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/bar. Gaji ke-13 PNS dan perayaan Idul Adha diprediksi akan menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2025


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Gaji ke-13 untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan perayaan Idul Adha diprediksi akan menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2025, namun dampaknya mungkin tidak terlalu signifikan dalam jangka waktu panjang, karena kedua fenomena tersebut berlangsung setiap tahunnya.

Wijayanto Samirin, Ekonom Universitas Paramadina, menjelaskan bahwa gaji ke-13 yang totalnya mencapai Rp 21 triliun diprediksi bisa memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua.

“Gaji ke-13 senilai Rp 21 triliun tentunya akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Q2, paling tidak akan mendongkrak pertumbuhan sebesar 0,3%-0,4% jika dibandingkan tanpa gaji ke-13,” ujar Wijayanto kepada Kontan.co.id, Senin (12/5).

Namun, ia juga menegaskan bahwa karena fenomena ini berlangsung setiap tahun, pengaruhnya tidak akan terlalu signifikan untuk pertumbuhan tahunan pada tahun mendatang.

Baca Juga: Gaji ke-13 PNS Diproyeksikan Dorong Konsumsi Rumah Tangga pada Kuartal Kedua

Di sisi lain, perayaan Idul Adha juga diharapkan bisa meningkatkan perputaran uang di masyarakat.

“Idul Adha pun demikian, kendatipun menambah perputaran uang sekitar Rp 25-40 triliun, tetapi ini juga merupakan fenomena tahunan,” kata Wijayanto.

Ia menekankan bahwa meskipun ada kemungkinan peningkatan perputaran uang, pengaruhnya terhadap pertumbuhan tahunan pada tahun depan mungkin tetap tidak signifikan.

Mengacu pada pengalaman sebelumnya, Wijayanto mengingatkan bahwa turunnya daya beli bisa memengaruhi hasil dari perayaan tersebut.

“Bahkan, jika tidak belajar dari fenomena Idul Fitri 2025, dimana perputaran uang hanya Rp 109 triliun, anjlok lebih dari Rp 20 triliun dari tahun sebelumnya akibat pelemahan daya beli, hal yang sama juga bisa terjadi dengan Idul Adha 2025,” tambah Wijayanto.

Dengan begitu, ia memproyeksikan bahwa dampak pada perumbuhan tahunan justru bisa jadi negatif.

Baca Juga: Penerimaan Pajak Diramal Kembali Shortfall Pada 2025

Selanjutnya: Penjualan dan Laba Itama Ranoraya (IRRA) Kompak Melesat pada Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: Benarkah Konsumsi Lidah Buaya Meningkatkan Risiko Kanker Usus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×