Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 cukup perkasa. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 melesat hingga 7,07% yoy.
Sayangnya, kinerja pertumbuhan yang ciamik itu harus tersendat. Mengingat, pada awal kuartal III 2021 ada peningkatan kasus harian Covid-19 yang membuat pemerintah menarik rem darurat berupa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
BPS akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III2021 pada hari ini, Jumat 5 November 2021 pukul 09.00 WIB, dan nampaknya angka pertumbuhan tak akan setinggi kuartal II 2021.
Konsensus pasar yang dihimpun oleh Kontan.co.id, menunjukkan median perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 berada di kisaran 3,35% yoy, atau lebih rendah dari pertumbuhan kuartal sebelumnya.
Baca Juga: The Fed berencana mulai tapering off akhir November 2021, cermati saham-saham ini
Berikut perkiraan pertumbuhan ekonomi dari beberapa institusi yang berhasil dihimpun:
No | Lembaga | Angka Prediksi (yoy) |
1 | CORE Indonesia | 0,6% - 1,5% |
2 | Bank Syariah Indonesia | 2,72% |
3 | CELIOS | 3% |
4 | INDEF | 3% - 4% |
5 | Bank Danamon | 3,23% |
6 | Bank Permata | 3,48% |
7 | DRI | 3,61% |
8 | BCA | 3,64% |
9 | LPEM FEB UI | 3,9% - 4,3% |
10 | Bank Mandiri | 4,16% |
Para ekonom melihat, adanya gelombang kedua Covid-19 tersebut memang menghambat progres pemulihan ekonomi. Adanya restriksi ketat yang diterapkan pemerintah menghambat aktivitas ekonomi, yang tentu berpengaruh pada pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat.
Selain itu, restriksi ketat juga menghambat kinerja berbagai lapangan usaha dan menjadi batu sandungan dalam menjemput realisasi investasi.
Baca Juga: Jelang pengumuman GDP, simak proyeksi IHSG untuk perdagangan Jumat (4/11)
Kabar baiknya, para ekonom masih melihat angin segar yang bertiup dari prospek ekspor. Mengingat, pada periode Juli 2021 hingga September 2021 neraca perdagangan surplus jumbo ditopang dengan kinerja ekspor yang manis. Ini tak lepas dari masih tingginya harga komoditas global.
Meski memang sumbangan net ekspor kepada pertumbuhan ekonomi tak sebesar konsumsi rumah tangga maupun investasi, tetapi setidaknya ini menjadi pemanis bagi prospek pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021.