Reporter: Martyasari Rizky | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa ekonom sependapat untuk bulan November 2018 Bank Indonesia (BI) tidak akan menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuannya. Dan akan ada kemungkinan, BI kembali menaikkan suku bunga pada bulan akhir penutupan tahun 2018.
Enrico Tanuwidjaja, Ekonom UOB Indonesia memperkirakan pada kuartal IV-2018 BI masih akan ada kemungkinan untuk menaikkan suku bunga, tetapi melihat pada bulan November ini rupiah sempat mengalami penguatan, kemungkinan BI masih bisa untuk menunda kenaikan suku bunga sampai bulan Desember, dan mungkin akan naik berbarengan dengan Federal Reserve System (The Fed).
"Kelihatannya untuk bulan ini masih mungkin untuk BI stay dulu, baru nanti naik di bulan depan (suku bunga). Menurut prediksi kami, di kuartal ini suku bunga pasti naik, tetapi kemungkinan naiknya bukan di bulan November ini," kata Enrico kepada Kontan.co.id, Selasa (13/11).
Chief Economist Samuel Asset Management, Lana Soelistianingsih memprediksikan hal yang sama, "Saya kira BI tidak akan menaikkan suku bunga acuannya di bulan ini," ujarnya kepada Kontan.co.id
Terkait hal tersebut, beberapa faktor pendorong BI tidak perlu menaikkan suku bunga ialah yang Pertama, karena tidak ditemukannya faktor pemicu untuk menaikkan suku bunga pada bulan November 2018. Akan ada kemungkinan The Fed baru menaikkan suku bunga pada bulan Desember 2018.
Faktor yang kedua ialah, BI sebelumnya sudah menaikkan suku bunga acuan lebih dari 100 bps, dari 4,75% ke 5,75%. Hal itu perlu dilihat terlebih dahulu efektivitasnya akan seperti apa, dan kemarin juga nilai tukar rupiah sempat menguat ke level Rp 14.500, walaupun sekarang sedang melemah kembali di level Rp 14.600.
"Karena rupiah sempat menguat tajam dan masih di kisaran segitu, tidak melonjak terus di atas Rp 15.000. Saya rasa BI masih bisa menahan untuk tidak menaikkan suku bunga acuannya di bulan ini, karena kuncinya ada pada rupiah," ucap Lana.
Faktor pendorong lainnya yang ditambahkan oleh Adrian Panggabean, Chief Economist Bank CIMB Niaga Tbk ialah faktor inflasi yang terbilang masih rendah, dinamika bisnis yang masih belum kuat, serta nilai tukar yang terbilang relatif baik, yang membuat pada bulan November ini BI tidak diperlukan untuk menaikkan suku bunga acuannya.
"Kemungkinan suku bunga akan dinaikkan di bulan Desember, dengan perkiraan naiknya 25 bsp, sesuai dengan The Fed," kata Adrian kepada Kontan.
Chief Economist Bank Danamon, Anton Hendranata ikut menambahkan, naik atau turunnya suku bunga acuan tergantung dari seberapa besar tekanan terhadap rupiah itu sendiri.
Kalau Federal Funds Rate (FFR) naik dan menyebabkan rupiah tertekan signifikan, maka ada kemungkinan BI akan merespon dengan menaikkan suku bunga acuannya, supaya aset finansial Indonesia tetap menarik.
Asal tahu, untuk saat ini technical trading range nilai tukar rupiah masih berada di rentang Rp 14.500 sampai dengan Rp 15.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News