Reporter: Irma Yani N, Bambang R, Yudho W, Rika Theo |
JAKARTA. Setelah tsunami di Jepang, kelanjutan investasi perusahaan Jepang dan komitmen utang Pemerintah Jepang bagi Indonesia menjadi tanda tanya. Maklum saja, Jepang perlu berkonsentrasi membenahi negaranya. Apalagi, kebutuhan anggaran pemulihan pasca bencana minimal US$ 45 miliar atau sekitar Rp 400 triliun.
Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Jepang tentang kelangsungan kerja sama antara Indonesia dan Jepang. Tak syak lagi, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Dedy S. Priatna memperkirakan, proyek-proyek tersebut bakal molor.
Pencairan utang dan hibah bagi Indonesia bisa tertunda. Sebab, Jepang perlu menata utang-piutang luar negerinya. Tentu saja, pemenuhan anggaran pembenahan dalam negerinya menjadi prioritas utama ketimbang memberi utang ke Indonesia. "Pasti Jepang akan konsolidasi karena mereka perlu dana untuk rekonstruksi dan rehabilitasi," timpal Agus Martowardojo, Menteri Keuangan, kemarin.
Apalagi akhir Februari lalu, Moody's Investors Service menurunkan proyeksi peringkat surat utang pemerintah Jepang dari stabil menjadi negatif. Penurunan rating ini akan menyulitkan Jepang mencari utang murah.
Meski begitu, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa tetap optimistis bahwa komitmen Jepang tak akan luntur terhadap Indonesia. "Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengatakan, program-program yang telah ditetapkan akan tetap berjalan," tandasnya.
Ambil contoh, proyek Metropolitan Priority Area (MPA), pertemuan untuk membahas MPA akan tetap berlangsung 17 Maret 2011. Menurut rencana awal, proyek-proyek infrastruktur dalam MPA akan mulai digarap tahun 2013.
Kepala Badan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan juga memastikan komitmen investasi perusahaan Jepang di Indonesia tetap berlanjut. Gita menunjukkan rencana ekspansi perusahaan raksasa Jepang, Mitsubishi, sebagai salah satu contohnya. Mitsubishi tetap melanjutkan ekspansi di Indonesia sesuai rencana, termasuk pengembangan proyek gas Donggi-Senoro.
Berdasarkan data BKPM, Jepang merupakan negara keempat penyumbang penanaman modal asing (PMA) terbesar di Indonesia sepanjang 2010. Investasi perusahaan Jepang mencapai 151 proyek senilai US$ 712,6 juta. Tahun ini, korporasi Jepang berencana menanamkan investasi US$ 20 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News