Reporter: Agus Triyono, Handoyo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rencana pemerintah untuk membangun proyek infrastruktur jalan tol Bakauheni–Lampung–Palembang–Tanjung Api-Api sepanjang 430 kilometer (km) bakal berdampak besar pada perkembangan ekonomi di kawasan itu. Maklum, infrastruktur jalan tol ini akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
Pembangunan jalan tol di jalur lintas Sumatera yang diperkirakan menelan investasi Rp 53 triliun ini akan menumbuhkan tujuh kawasan ekonomi baru. Ketujuh kawasan itu antara lain Bakauheni, Babatan, Tegineneng, Terbanggi Besar, Betung dan Tanjung Api-Api.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Adrinof Chaniago menuturkan, wilayah Sumatra memiliki potensi ekonomi yang cukup besar untuk dikembangkan. Ini terlihat dari banyaknya komoditas tambang maupun komoditas pertanian seperti kelapa sawit, karet, dan timah, hingga migas.
Letak geografis Sumatera di salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional juga membuat posisi kawasan ini strategis. "Ini berpotensi besar mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Andrinof yang berasal dari Sumatera Barat.
Catatan saja, tahun ini pemerintah akan membangun proyek jalan tol dan pelabuhan di Sumatera. Khusus untuk infrastruktur jalan, tahun ini pemerintah akan membangun jalan sepanjang 430 km. Tapi, karena proses studi kelayakan, detail engineering design (DED) dan analisis dampak lingkungan yang rampung baru sekitar 138 km, maka pembangunan yang akan dilakukan ialah di ruas tol Bakauheni–Terbanggi Besar sepanjang 138 kilometer.
"Lahannya segera dibebaskan, sudah ada anggarannya dalam APBN 2015," ujar Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, akhir pekan lalu.
Jangka panjang
Direktur Pengembangan Wilayah Kementerian PPN/Bappenas Oktorialdi bilang, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol akan berdampak langsung terhadap geliat ekonomi di kawasan itu.
Tapi, dampak ekonomi dari pembangunan jalan tol di Sumatera ini baru bisa dirasakan dalam jangka panjang. Karenanya, Bappenas belum bisa menghitung nilai potensi ekonomi yang ditimbulkan dari peningkatan sarana infrastruktur jalan bagi masyarakat di ujung selatan Sumatera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News