Reporter: Cecylia Rura | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengejar proyek pembangunan bendungan di Provinsi Banten.
Bendungan tersebut adalah Bendungan Karian di Kabupaten Lebak, Banten dan Bendungan Sindang Heula di Kabupaten Serang. Pembangunan bendungan ini dimaksudkan untuk mendukung Provinsi Banten sebagai lumbung pangan nasional.
Dalam kunjungan kerja yang yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Bendungan Karian, Rabu (4/10), ia menargetkan pembangunan bandungan multifungsi yang dilakukan Kementerian PUPR ditargetkan bisa selesai 2019.
Untuk pembangunan Bendungan Sindang Heula, Kementerian PUPR melalui Ditjen Sumber Daya Air tengah dalam proses penyelesaian.
Kedua bendungan tersebut merupakan bagian dari proyek strategis nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Bendungan Sindang Heula dibangun untuk menampung aliran Sungai Cibanten dengan volume tampungan total sebesar 9,26 juta meter kubik dan luas genangan 128,50 ha.
"Di Banten, kita sedang bangun dua Bendungan. Selain Bendungan Karian, kita juga membangun Bendungan Sindang Heula yang ukurannya lebih kecil dan ditargetkan selesai tahun 2018. Bendungan ini akan mengairi daerah irigasi seluas 1.000 ha," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melalui keterngan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (6/10).
Kepala Pusat Bendungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Ni Made Sumiarsih, menyebutkan selain irigasi, Bendungan Sindang Heula menjadi salah satu sumber air baku dengan debit 0,8 m3/detik bagi Kota Serang dan Kabupaten Serang serta sebagai sarana pengendalian banjir wilayah tersebut sebesar 900 m3.
Bendungan Sindang Heula mulai dibangun sejak November 2015 dengan anggaran Rp 427 miliar. Saat ini progres konstruksinya sudah mencapai 44 %.
Tahun ini Kementerian PUPR juga menargetkan akan menyelesaikan rehabilitasi saluran primer pada Daerah Irigasi Cidurian sepanjang 11 km yang mengairi 1.735 ha lahan pertanian dengan anggaran Rp 17,9 miliar.
Kemudian rehabilitasi saluran primer pada Daerah Irigasi Pamarayan sepanjang 6,1 km yang mengaliri 257 ha lahan pertanian dengan anggaran Rp 11,2 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News