Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) berambisi Pulau Komodo yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia. Pemilihan itu melalui voting internet yang diadakan New7wonder Foundation. Namun pengusaha pariwisata pesimistis, pasalnya ambisi ini tidak dibarengi usaha promosi yang optimal.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasaran Depbudpar Noviendi Makalam bilang, pihaknya sedang mensosialisasikan agar penduduk Indonesia berperan aktif memilih melalui internet. "Apalagi, pengguna internet di Indonesia cukup banyak. Jadi, pengaruhnya sangat besar," ujar Noviendi, Kamis (5/3).
Namun, Ketua Asosiasi Pengusaha Travel Indonesia (ASITA) Ben Sukma menilai, promosi yang dilakukan pemerintah masih minim. Sebab faktanya, masih banyak orang Indonesia yang belum mengenal Pulau Komodo.
Ben juga menilai, pemerintah tidak memperhatikan infrastruktur di Pulau Komodo yang belum memadai. "Kapal penyeberangan saja masih banyak yang rusak, bagaimana masyarakat internasional mau ke sana?" ujar Ben.
Selain itu, biaya promosi kawasan wisata juga masih tergantung kepada pihak swasta. Padahal modal swasta juga terbatas. "Usul saya, ada insentif Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar untuk agen perjalanan di pulau Komodo," kata Ben.
Noviendi mengakui tidak ada promosi khusus untuk Pulau Komodo. "Yang ada cuma dana US$ 22 juta. Namun, kami memakainya dengan Depkominfo untuk promosi wisata," ujarnya.
Bulan Januari lalu, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia naik 8% dari periode sama tahun 2008 menjadi 473.000 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News