kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Program Pencampuran Biodiesel 35% atau B35 Berjalan Akhir Bulan Ini


Sabtu, 09 Juli 2022 / 15:04 WIB
Program Pencampuran Biodiesel 35% atau B35 Berjalan Akhir Bulan Ini
ILUSTRASI. Pemerintah akan mulai menjalankan program pencampuran biodiesel 35% (B35) pada akhir bulan ini. Program ini untuk menyerap produksi CPO dalam negeri.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi meningkatkan serapan produksi sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dalam negeri, Pemerintah akan memulai menjalankan program pencampuran biodiesel 35% (B35) pada akhir bulan ini.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, sejumlah penyesuaian pun dilakukan. Selain itu, implementasi B35 diharapkan ikut meningkatkan serapan sawit.

"Ya ini konteksnya dalam industri sawit nasional, konteksnya dari situ sekarang kan harga sawit turun. Jadi dalam konteks itu kalau dinaikkan permintaan dan harganya naik ini dalam rangka menolong harga tandan buah segar (TBS) semakin bagus, sekarang kan turun," terang Dadan ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Kamis malam (7/7).

Dadan menambahkan, sebelumnya uji lab telah dilakukan untuk program B40. Selanjutnya uji jalan ditargetkan juga dapat dilakukan. Kendati demikian, hingga sisa tahun ini implementasi akan dilakukan bertahap dengan memulai program B35 terlebih dahulu.

Baca Juga: Luhut Pandjaitan Minta Sri Mulyani Kaji Penurunan Tarif Pengutan Ekspor CPO

Sebelumnya, pemerintah memastikan belum akan memulai implementasi B40 tahun ini. Namun, sejumlah uji coba dan kajian untuk penerapan B40 terus berlangsung.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, saat ini pemerintah terus berupaya agar harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit bisa naik.

Luhut mengakui, permasalahan masih terjadi di sisi hulu. Yakni realisasi ekspor CPO masih membutuhkan waktu.

Ia bilang, realisasi ekspor akan lancar mulai pekan depan. Luhut berharap, harga TBS akan kembali naik ketika nantinya proses ekspor lancar.

"Tapi enggak cukup itu saja. Tadi malam saya bicara sama menteri keuangan, TPE (tarif pungutan ekspor) mungkin kita bawa sampai ke bawah sehingga orang dikasih insentif untuk ekspor," ujar Luhut dalam rapat koordinasi Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (7/7).

Luhut bilang, jika ekspor CPO lancar, maka tangki pabrik kelapa sawit akan kembali menyerap TBS. Dengan demikian, diharapkan harga TBS dapat kembali naik.

"Kemudian kita bikin B30 menjadi B40 itu juga ada 2,5 juta ton masuk ke sana, itu juga nanti berarti permintaan naik," terang Luhut.

Baca Juga: Luhut Pandjaitan Minta Sri Mulyani Kaji Penurunan Tarif Pengutan Ekspor CPO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×