kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

Program MBG Belum Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 1-2025


Rabu, 07 Mei 2025 / 07:41 WIB
Program MBG Belum Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 1-2025
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/YU. Direktur Ekonomi CELIOS, Nailul Huda menilai kontribusi MBG tidak berpengaruh signifikan terhadap perekonomian tanah air.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program makan bergizi gratis (MBG) telah menyasar 3,5 juta penerima manfaat hingga 6 Mei 2025. Selain itu, total Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah mencapai 1.286 dapur dan membuka lapangan kerja sebanyak 48.452 orang. 

Namun begitu, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda menilai kontribusi MBG tidak berpengaruh signifikan terhadap perekonomian tanah air. 

"Seperti yang sudah kita lakukan, dampaknya hanya sebesar 0,06 % saja kepada perekonomian," kata Nailul pada Kontan.co.id, Selasa (6/5)

Nailu melihat dari sisi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025, adanya program MBG tidak membantu banyak terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Baca Juga: Sasar 82,9 Juta Penerima Manfaat, Badan Gizi Nasional Butuh Dana Rp 116,6 Triliun

Sektor penyediaan makan dan minum, tumbuh melambat pasa kuartal I-2025, dengan pertumbuhan sebesar 7,12 %. Sedangkan pada kuartal I-2024 tanpa ada program MBG, pertumbuhan sektor penyediaan makan dan minum mampu tumbuh sebesar 9,57 %. 

Untuk itu, menurutnya perlu evaluasi secara komprehensif untuk program MBG mulai dari BGN di pusat hingga SPPG di daerah. 

"Mulai dari penyediaan makanan hingga proses pembayaran masih bermasalah hingga sekarang," jelas Nailul. 

Nailul juga menyinggung pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyampaikan bahwa 99% program MBG sukses, karena yang terjadi keracunan makanan basi hanya segelintir. 

Nailul menyayangkan pernyataan Presiden, padahal makanan yang basi, keracunan, dan lainnya berpotensi menurunkan gizi bagi anak-anak.

"Kedua, mereka bisa trauma mengikuti program MBG. Bukan hanya angka, tapi ini soal bagaimana pemerintah responsif terhadap program MBG," jelas Nailul.

Baca Juga: Program Makan Bergizi Belum Bisa Kerek Ekonomi

Selanjutnya: Bank Woori Saudara (SDRA) Angkat Direktur Keuangan Baru

Menarik Dibaca: IBM dan Scuderia Ferrari HP Luncurkan Aplikasi Mobile bagi Penggemar Formula 1 Global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×