kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.602   0,00   0,00%
  • IDX 8.028   112,15   1,42%
  • KOMPAS100 1.111   20,57   1,89%
  • LQ45 793   20,94   2,71%
  • ISSI 282   0,82   0,29%
  • IDX30 413   12,17   3,04%
  • IDXHIDIV20 467   14,42   3,18%
  • IDX80 123   2,23   1,84%
  • IDXV30 131   2,66   2,07%
  • IDXQ30 131   4,03   3,17%

Priyo: Butuh setahun untuk menilai Jokowi-Ahok


Jumat, 25 Januari 2013 / 14:23 WIB
Priyo: Butuh setahun untuk menilai Jokowi-Ahok
ILUSTRASI. Kaya Antioksidan, 4 Manfaat Bengkoang Untuk Kecantikan Kulit


Reporter: Dea Chadiza Syafina |

JAKARTA. Masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, telah memasuki 100 hari kerja, tepatnya pada Selasa (22/1) lalu. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso mengatakan 100 hari masa kerja belum cukup untuk menilai efektivitas dua pemimpin baru Jakarta itu.

Menurut Priyo, masa karja ini masih terbilang singkat untuk menilai kinerja seseorang dalam mengubah Jakarta. Menurut Priyo, setidaknya butuh satu tahun kinerja untuk mengevaluasi keberhasilan Jokowi-Ahok menjadikan Jakarta Baru, sebagaimana yang dijanjikan keduanya saat kampanye dulu.

Selain itu, Priyo juga mengapresiasi cara pendekatan lapangan yang dilakukan oleh Jokowi dan Ahok. "Ke depan seorang pemimpin ditunggu untuk merombak dan mengubah Jakarta di tengah penilaian publik yang anggap Jakarta kota tua yang tidak ada harapan," kata Priyo di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (25/1). 

Politikus Partai Golkar ini juga tidak ingin ambil pusing soal pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke kota lain. Sebab menurut Priyo, lebih baik mencari cara bagaimana menata Jakarta agar lebih baik dari pada memindqh Ibu Kota. Priyo menyebut usulan pemindahan ibukota itu sebagai usulan sporadis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×