kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prevalensi Stunting Ditargetkan 14% pada Tahun 2024, Jokowi: Jangan Sampai Luput!


Kamis, 24 Maret 2022 / 12:55 WIB
Prevalensi Stunting Ditargetkan 14% pada Tahun 2024, Jokowi: Jangan Sampai Luput!
Presiden Jokowi didampingi Kepala BKKBN Hasto Wardoyo meninjau pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting oleh BKKBN di Kabupaten TTS, Provinsi NTT, Kamis (24/03/2022).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menentukan target prevalensi stunting di tahun 2024 berada di angka 14%. Oleh karenanya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar seluruh kepala daerah mulai dari Bupati, Walikota, Gubernur untuk dapat melakukan berbagai upaya untuk mencapai target tersebut.

"Saya minta seluruh Gubernur, Bupati, Wali Kota di seluruh Tanah Air juga akan saya sampaikan hal yang sama bahwa jangan sampai target angka 14% itu luput. Harus tercapai," kata Jokowi dalam live streaming kanal YouTube BKKBN, Kamis (24/3).

Penurunan prevalensi stunting jadi agenda penting, lantaran sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan kemajuan sebuah negara.

Maka segala hal yang berkaitan dengan stunting mulai dari pemberian gizi anak, hingga pendampingan calon-calon pengantin semua harus dikerjakan bersamaan untuk pencapaian target 14% di 2024. "Termasuk juga pengukuran, penimbangan untuk bayi-bayi yang baru lahir, pemberian makanan tambahan, tambahan gizi, dan target kita di 2024 harus sudah di bawah 14%," tegasnya.

Baca Juga: Berkunjung ke NTT, Jokowi Resmikan Penataan Kawasan Kota Kupang

Pada Kunjungan Kerja ke Nusa Tenggara Timur (NTT), Jokowi singgah di Timur Tengah Selatan dalam rangka program perbaikan untuk stunting, berdasarkan pantauan di lapangan permasalahan stunting ini tidak hanya seputar urusan gizi anak. Tapi juga dimulai sejak dari calon pengantin.

Oleh karenanya, intervensi pendampingan kepada calon-calon pengantin perlu dilakukan selain intervensi pada pemberian gizi anak. Selain itu intervensi pada kelayakan hunian juga jadi salah satu faktor yang akan menurunkan prevalensi stunting.

Di mana rata-rata keluarga yang memiliki anak yang menderita stunting tinggal di rumah yang tidak layak huni.

"Ini yang juga akan kita intervensi termasuk juga urusan air di NTT ini, urusan air bukan perkara mudah, Itu juga dikerjakan terpadu itu juga akan menyebabkan target 14% yang ingin kita raih itu tercapai," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×