kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.564.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 16.305   -35,00   -0,22%
  • IDX 7.080   122,90   1,77%
  • KOMPAS100 1.053   23,69   2,30%
  • LQ45 827   25,88   3,23%
  • ISSI 213   1,79   0,85%
  • IDX30 425   13,62   3,31%
  • IDXHIDIV20 508   17,23   3,51%
  • IDX80 120   2,84   2,41%
  • IDXV30 124   2,46   2,02%
  • IDXQ30 140   4,41   3,25%

Presiden: Tidak Perlu Cemas Seolah Krismon


Selasa, 16 September 2008 / 15:22 WIB


Reporter: Yohan Rubiyantoro | Editor: Test Test

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku selalu mengikuti perkembangan gejolak perekonomian dunia beberapa hari terakhir ini. Menurutnya, gejolak tersebut  memang mempunyai dampak dan implikasi bagi perekonomian nasional.

Maka itu, Presiden memerintahkan Menko Perekonomian dan Gubernur BI memberikan penjelasan yang lengkap kepada masyarakat. Termasuk, soal langkah-langkah pemerintah dalam mengantisipasi dan meredam persoalan itu. "Gejolak perekonomian nasional itu memang dipicu krisis keuangan perumahan di AS. Dari dulu kita tahu bahwa dampaknya itu luas. Cuma seberapa besar, negara-negara mana yang terkena, berapa lama, tidak ada satu pun yang bisa meramalkan itu secara pasti," katanya

Presiden hanya meminta masyarakat dan pelaku pasar tidak perlu panik. Fundamental perekonomian nasional, Presiden meyakinkan, sesungguhnya dalam kedaan baik dan terkelola kendati implikasi dan dampak perekonomian  global akan selalu membawa dampak ke dalam negeri. "Tidak perlu cemas seolah-olah akan kembali ke 1997," katanya. Presiden optimistis jika seluruh pelaku pasar bersikap tenang, maka gejolak perekonomian seperti apa pun yang terjadi di tingkat global dan regional akan dapat diatasi dengan baik.

Presiden juga meminta Depkeu dan BI betul-betul melakukan konsultasi, dan keterpaduan langkah. "Saya minta teruslah berkonsultasi, berembuk dengan pelaku dunia usaha, terutama yang berskala besar, termasuk bank-bank utama kita," himbaunya

Sementara, Menkeu Sri Mulyani mengatakan, seluruh dunia sedang menghadapi gejolak keuangan ini. Ia menjelaskan, bursa Shanghai, yang kondisinya selalu paling bagus, saat ini fundamentalnya sudah terkoreksi 60 persen. Bursa saham di Indonesia juga mengalami koreksi yang dalam, "Secara regional sudah sampai 30%," katanya

Sri Mulyani menjelaskan, Depkeu selalu mencermati perkembangan gejolak keuangan yang terjadi dan tetap waspada. Depkeu juga membandingkan dampak yang terjadi di negara lain dan dampaknya bagi pelaku ekonomi di seluruh dunia. Kemudian, melakukan antisipasi dan komunikasi dengan pelaku ekonomi sehingga mereka tidak melakukan tindakan yang makin memperburuk situasi. "Kami selalu berkoordinasi dengan BI," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×