Reporter: Hans Henricus |
JAKARTA. Pemerintah menyangkal musibah kecelakaan pesawat Hercules di Wamena, Papua dan Magetan, Jawa Timur lantaran pemangkasan biaya perawatan dan pemeliharaan alat utama sistem senjata (alutsista).
Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak ada pemangkasan biaya operasional dan pemeliharaan alutsista. Namun yang terjadi adalah mengencangkan ikat pinggang demi efisiensi dan optimalisasi anggaran pertahanan dengan mengurangi pengadaan alutsista.
" Biaya rutin untuk kualitas pemeliharaan dan operasional tidak dikurangi, melainkan yang ditunda adalah pembelian alutsista seperti kapal laut, pesawat udara, dan tank. Itu jelas garis kebijakan Pemerintah," ujar Presiden di Jakarta, Rabu (20/5).
Cuma, Departemen Pertahanan menilai alokasi dana untuk merawat mesin-mesin tempur sangat jauh dari kelayakan. "Dari dulu anggaran memang kurang tapi kami mengupayakan supaya secara teknis semua alutsista aman," ujar Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono di Jakarta, Rabu (20/5).
Juwono menjelaskan, idealnya biaya perawatan alutsista TNI antara 20% hingga 30% dari total alokasi anggaran pertahanan. Sekadar informasi alokasi anggaran pertahanan tahun 2009 mencapai Rp 35 triliun atau menciut sebesar Rp 1,39 trilun dibanding tahun 2008 yang sebesar Rp 36,39 triliun.
Dengan demikian, untuk biaya perawatan butuh anggaran antara Rp7 trilun hingga Rp Rp 10,5 triliun. "Tapi sekarang baru bisa tercapai hanya 7% hingga 8%," ungkap Juwono.
Sementara itu, Panglima TNI Djoko Santoso mengakui pemotongan anggaran tidak mempengaruhi perawatan alutsita. Meski demikian, Panglima tidak menampik alutsista TNI saat ini jauh dari memadai. "Kebutuhan ideal memang belum cukup, " ujarnya di Jakarta, Rabu (20/5)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News