Reporter: Yudho Winarto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Republik Turki Y.M. Abdullah Gül menyerukan agar pihak yang bertikai segera melakukan gencatan senjata untuk mengakhiri konflik di Libia.
Kedua Kepala Negara tersebut menilai dengan gencatan senjata maka segala bentuk kekerasan terhadap rakyat sipil Libia dapat segera berakhir.
"Apa yang bisa dilakukan oleh dunia termasuk oleh Turki dan Indonesia untuk ikut berkontribusi mencari solusi yang paling tepat bagi Libia utamanya ataupun negara-negara yang mengalami gejolak," kata Presiden SBY dalam keterangan pers bersama Presiden Abdullah di Istana Merdeka, Selasa (5/4).
Baik Presiden SBY dan Presiden Abdullah mengaku telah mengikuti secara seksama dan dengan keprihatinan yang mendalam situasi yang terjadi di Libia sebelum dan sesudah dikeluarkannya Resolusi Dewan Keamanan PBB No.1973 tahun 2011.
Karena itu, sangat penting penekanan gencatan senjata di Libia. Kedua Kepala Negara juga menggarisbawahi perlunya kehadiran PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) untuk mengawasi berlangsungnya gencatan senjata. Sehingga dapat segera difasilitasi bantuan kemanusiaan tanpa rintangan bagi rakyat Libia.
Kedua Kepala Negara juga menyerukan PBB untuk bekerjasama dengan organisasi regional guna mendorong kondisi yang kondusif bagi penyelesaian politik secara damai, demokratis, dan berkelanjutan yang mencerminkan aspirasi kehendak rakyat Libia.
Selain membicarakan soal perkembangan terkini di kawasan Timur Tengah, kedua negara juga membicarakan soal Palestina. Presiden SBY menjelaskan bahwa sikap Indonesia mendukung penuh kemerdekaan Palestina.
"Saya sampaikan kepada beliau mendukung penuh kemerdekaan Palestina dan perlu ada langkah-langkah kongkret pada tingkat global agar kemerdekaan ini bisa dicapai," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News