kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Prabowo Subianto percaya diri raih 63% suara


Rabu, 17 April 2019 / 10:54 WIB
Prabowo Subianto percaya diri raih 63% suara


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon Presiden ( Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto percaya diri akan meraih 63 % suara di Pilpres 019 ini.

Hal itu ia ungkapkan usai melakukan pencoblosan di TPS 041 Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Rabu (17/4).

Didampingi Fadli Zon, Prabowo Subianto yang mengenakan baju putih melakukan pencoblosan pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB.

Usai mencoblos, Prabowo Subianto langsung menyapa awak media yang sudah berjaga di TPS.

Dalam siaran langsung Kompas TV, Prabowo ditanya oleh awak media soal prediksi peraihan suara.

Prabowo Subianto optimistis akan meraih 63 % suara."Itu hitungan kita (63 %), yakin menang, very confident," ucap Prabowo Subianto.

Ia juga menyebut kalau lumbung suara untuknya tersebar di wilayah Indonesia, termasuk di Jawa Tengah.

Prabowo Subianto pun mendapat pertanyaan dari wartawan asing soal rencana program 100 hari pertama bila dirinya menang.

"100 Hari pertama saya janji menurunkan harga listrik dan beberapa bahan makanan, melindungi sumber daya alam dan stop korupsi," ungkapnya.

Ia juga berharap agara Pemilu 2019 ini berjalan adil dan damai. "Kita tak ingin dibohongi lagi. Sejarah mengajarkan, kalau pemilu damai, pemilu harus bersih dan tidak ada kecurangan. Baru bisa damai," ungkapnya.

Rencananya Prabowo Subianto langsung berangkat ke Kartanegara, Jakarta bertemu Cawapresnya, Sandiaga Uno.

Hasil Survei Terakhir Usai Masa Kampanye

Kampanye Pilpres 2019 telah berakhir, inilah hasil 4 survei elektabilitas terbaru capres Jokowi vs Prabowo Subianto.

Sejumlah lembaga melakukan survei dan mengumumkannya pada Sabtu (13/4), di hari berakhirnya masa kampanye Pilpres 2019.

Masa kampanye Pilpres 2019 ditutup dengan debat terakhir di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4) malam

Tercatat ada Indo Barometer, Indopol, Charta Politika, dan Median yang mengumumkan hasil surveinya.

Berikut Tribunnews.com (grup Surya.co.id) merangkumnya.

1. MEDIAN

Lembaga Survei Nasional (Median) juga telah merilis hasil survei terbaru mereka.

Berdasarkan survei, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul 47,2 %.

Sedangkan Prabowo-Sandiaga mendapat angka 39,5 %.

"Dari hasil survei, pasangan Joko Widodo-Maruf Amin masih memimpin dengan perolehan 47,2 % dan pasangan Prabowo-Sandi 39,5 %, dengan 13,3 % yang masih belum menentukan pilihan atau termasuk undecided voters," ujar Direktur Eksekutif Median Rico Marbun dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/4/2019), dikutip dari Kompas.com.

Selisih keduanya terlihat makin tipis, karena hanya 7,7 % saja. Berdasarkan survei, tren dukungan untuk paslon nomor urut 01 mengalami penurunan.

Berbeda dengan pasangan nomor urut 02 yang mengalami peningkatan elektabilitas. Meski demikian, kedua kandidat masih berpeluang saling mengejar dan meninggalkan, karena suara yang belum memutuskan pilihan masih tinggi.

Survei ini dilakukan pada 31 Maret sampai 7 April 2019. Adapun jumlah responden yang dilibatkan dalam survei adalah 1.500 orang yang tersebar di 34 provinsi.

Mereka dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error penelitian kurang lebih 2,6 %.

Sementara tingkat kepercayaan sekitar 95 %. Responden juga dipilih secara acak untuk diwawancara secara tatap muka.

2. INDO BAROMETER

Berdasarkan survei Indo Barometer, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul dengan angka 59,9 %. Sedangkan Prabowo-Sandiaga mendapat angka 40,1 %.

"Dukungan terhadap Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebesar 59,9 % suara dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh 40,1 % suara. Selisih elektabilitas antara paslon nomor urut 01 dan 02 adalah sebesar 19,8 %," kata Direktur EksekutifIndo Barometer M Qodari di Hotel Harris, Jakarta Selatan, Sabtu (13/4/2019), dikutip dari Kompas.com.

Survei terbaru ini dilakukan pada 1-7 April 2019 dengan melibatkan 1.200 responden. Margin of error survei kurang lebih 2,83 %.

Sedangkan metode yang digunakan adalah multistage random sampling, dengan tingkat kepercayaan 95 %.

3. INDOPOL

Berbeda dengan survei lainnya, dari Survei Indopol, pasangan Prabowo-Sandiaga hanya mendapat angka 24 %. Sementara pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul di angka 49 %.

"Masih ada sikap politik pemilih yang merahasiakan dan yg belum menentukan pilihan jika ditotal sebesar 27%," ujar Direktur Indopol Survey dan Consulting Ratno Sulistiyanto, Sabtu (13/4/2019), dikutip dari Tribunnews.com.

Silent voters yang sangat besar tentu sangat berpengaruh di hari pencolosan nanti. Survei tersebut dilakukan pada 5-11 April 2019.

Adapun responden yang dilibatkan berjumlah 1.450 orang, dengan rate 1.350 orang. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 %, dengan margin of error kurang lebih 2,6 %.

Wawancara dilakukan secara tatap muka, kemudian data diolah dengan program SPSS atau Field Survey.

4. CHARTA POLITIKA

Dari survei Charta Politika, pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul dengan angka 55,7 %. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga mendapat 38,8 %. Selisih keduanya terbilang tinggi, karena di angka 16,9 %.

"Dari 55,7 % pemilih 01, sudah 88,4 % yang mantap memilih Jokowi-Maruf. Sementara 33,8 % pemilih 02, sudah 87,8 % yang mantap memilih Prabowo-Sandi. Angka yang sudah tinggi hampir 90 % tidak akan berubah pilihan," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya di Kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (13/4/2019).

Survei dilakukan pada 5-10 April 2019. Responden yang dilibatkan di survei ini sebanyak 2.000 %.

Sedangkan margin of error penelitian sekitar 2,9 %. Hasil ini kemungkinan masih akan berubah, karena survei dilakukan 7 hari jelang pencoblosan.

Belajar dari China

Sementara itu, dalam debat Pilpres 2019, Sabtu (13/4) malam, Prabowo menilai bangsa Indonesia harus berani mengevaluasi pembangunan yang dijalankan.

Prabowo bahkan mengatakan Indonesia harus belajar dari Tiongkok terkait upaya memberantas kemiskinan.

"Kita harus mencontoh Republik Rakyat Tiongkok. Dalam 40 tahun dia hilangkan kemiskinan, 40 tahun. Kita harus contoh. Berani belajar dari yang hebat," ujar Prabowo.

Prabowo tidak menyalahkan Presiden Joko Widodo atas pembangunan yang menyimpang dari filosofi bangsa.

Prabowo mengatakan pembangunan yang menyimpang adalah kesalahan semua anak bangsa.

"Saya terus terang saja. Saya tidak menyalahkan Pak Jokowi. Saya tidak menyalahkan. Ini kesalahan kita sebagai bangsa dan sudah berjalan belasan, bahkan puluhan tahun, tapi kita harus berani mengoreksi diri kita," kata Prabowo.

Prabowo mengajak semua elemen masyarakat untuk kembali kepada Undang-undang Dasar 1945.

Prabowo mendesak pemerintah untuk merencanakan pembangunan industrialisasi, menciptakan lapangan pekerjaan dan memastikan kesejahteraan petani dan nelayan.

"Ini kesalahan kita semua. Kita ini salah jalan. Kita harus kembali ke UUD 1945 Pasal 33. Belajar yang baik," ujar Prabowo.

Terkait pembangunan infrastruktur yang menjadi kritik Prabowo, Jokowi menegaskan pembangunan infrastruktur justru memiliki peran dalam pengembangan suatu kawasan industri.

Menurut Jokowi masyarakat memerlukan infrastruktur yang memadai untuk meningkatkan perekonomian.

"Artinya memerlukan tahapan-tahapan. Ini yang sedang kita kerjakan. Infrastruktur yang kita bangun akan terhubung dengan kawasan industri, akan terhubung dengan kawasan pariwisata.

Tidak mungkin langsung membalik tangan kemudian langsung bisa mengekspor," ujar Jokowi.

Joko Widodo mengatakan jika infrastruktur telah memadai, maka pengembangan sumber daya manusia menjadi prioritas berikutnya untuk meningkatkan perindustrian.

Pengembangan sumber daya manusia menjadi tahapan kedua yang disusul reformasi struktural dan urusan teknologi.

Sementara itu Sabtu (14/4), adalah hari terakhir kampanye bagi seluruh peserta Pemilu, termasuk pasangan capres dan cawapres.

Selanjutnya untuk tiga hari ke depan, akan memasuki masa tenang sejak hari ini Minggu (14/4) hingga Selasa (16/4)

Pada masa tenang nanti, peserta Pemilu dilarang berkampanye dalam bentuk apapun. Seperti menyampaikan citra diri, visi-misi, dan mempengaruhi orang lain untuk memilih.

Seluruh alat peraga kampanye yang tersebar di jalan-jalan juga harus di copot. Bila peserta Pemilu melanggarnya, maka mereka akan dikenakan sanksi berupa ancaman pidana karena berkampanye di luar jadwal.

Namun, sanksi itu hanya sebatas pidana dan tidak sampai membatalkan kepesertaannya di Pemilu 2019.

Pelarangan APK dan seluruh bentuk kegiatan kampanye juga dilarang di hari pencoblosan tanggal 17 April 2019.

"Ketika masuk masa tenang, tidak ada kegiatan namanya kampanye dalam bentuk apapun. Dan itu bisa larangan dan masuk kategori sanksi pidana pemilu berupa kampanye di luar jadwal. Sanksi pidananya saja, tak sampai mendiskulifikasi. Jadi sanksi pidananya saja," kata Ketua Bawaslu RI Abhan.

Sementara itu, Direktur Litigasi Perundang-undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Ardiansyah, mengungkapkan pengaturan larangan pengumuman hasil survei hasil pemilu pada masa tenang bukan untuk membatasi informasi terkait elektabilitas bagi kontestan pemilu ataupun masyarakat.

Menurut dia, upaya pengaturan dilakukan agar penyelenggaraan pemilihan umum dapat berjalan dengan baik dan pada akhirnya asas-asas pemilihan pemilu sebagaimana ditentukan oleh konstitusi akan tercapai secara baik.

Hal ini diungkapkan pada saat memberikan keterangan terkait uji materi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum di Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis (11/4). Perkara teregistrasi dengan nomor 24/PUU-XVII/2019 dan 25/PUU-XVII/2019.

Dia menjelaskan, pengumuman perkiraan hasil penghitungan cepat pemilu dilakukan paling cepat 2 jam setelah pemungutan suara di wilayah Indonesia bagian barat.

Pengaturan mengenai hal ini dilakukan karena adanya perbedaan waktu antara Indonesia barat, tengah, dan timur, sehingga selesainya pelaksanaan pemilu tidak bersamaan.

"Diharapkan dengan adanya pengaturan ini, hasil penghitungan suara cepat yang diumumkan lebih akurat karena proses pemilu di semua wilayah telah selesai,” kata Ardiansyah, seperti dilansir laman Mahkamah Konstitusi (MK) pertengahan April lalu.

Sehingga, menurut pemerintah, kegiatan survei dilakukan oleh lembaga survei di masa tenang dapat mengganggu ketertiban umum dan oleh karena itu relevan jika semua pihak melakukan pelanggaran pemilu diberi sanksi pidana sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 488 sampai dengan Pasal 554 Undang-Undang Pemilu.

Ketua KPU RI Arief Budiman menyebut soal tak tercemarnya masa tenang oleh euforia merupakan kedewasaan dari mereka yang terlibat dalam pemilu. Yakni penyelenggara, peserta dan para pemilih itu sendiri.

"Sebetulnya perlu kedewasaan dari kita semua, ya penyelenggara pemilu, peserta pemilu, termasuk pemilih untuk menjaga agar masa tenang tak terusik dengan urusan kampanye," ujar Ketua KPU Arief Budiman.

Bagi KPU, masa tenang nanti akan dilakukan dengan fokus menyiapkan dan memantau distribusi logistik berjalan mulus sesuai rencana.

Selain itu, KPU juga mengimbau kepada para peserta pemilu untuk membersihkan segala bentuk alat peraga kampanye yang mereka pasang.

"Peserta pemilu saya pikir juga harus mempersiapkan diri itu. Kalau menurut Undang-Undang kan peserta pemilu harus membersihkan semua alat peraga kampanye yang dia pasang," ungkapnya.

Bila semua bisa dijalankan dengan tertib, maka harapan jalannya pelaksanaan pemungutan suara yang kondusif bisa terwujud. (yudhi Maulana)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Berharap Pemilu 2019 Berjalan Damai, Prabowo Optimis Raih 63 % Suara,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×