kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prabowo-Hatta siap buka 2 juta ha lahan pertanian


Kamis, 29 Mei 2014 / 18:13 WIB
Prabowo-Hatta siap buka 2 juta ha lahan pertanian
ILUSTRASI. Persiapan RUPS PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) Tjiu Thomas Effendy usai melaksanakan RUPST, Rabu (23/5). Ekonomi Diprediksi Pulih di 2023, Berikut Rekomendasi Saham Charoen Pokphand (CPIN).


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Ketersediaan pangan, merupakan salah satu masalah negara yang harus segera diselesaikan. Jika kebutuhan primer saja, tidak terpenuhi bagaimana dengan kebutuhan lainnya.

Oleh karenanya, pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, menilai kenaikan produksi pangan tidak bisa ditawar lagi.

Selama ini, jumlah pangan yang selalu lebih rendah dari kebutuhan, membuat pemerintah selalu memilih impor sebagai jalan keluarnya. Namun, menurut pasangan ini, pemerintah tidak boleh hanya mengandalkan impor untuk menutupi kebutuhan pangan nasional.

Sebaliknya, kebutuhan pangan nasional harus dipenuhi oleh dari produksi dalam negeri. Untuk itu, dalam salah satu programnya, pasangan ini berjanji bakal menambah luas lahan pertanian sebesar 2 juta hektare (ha). 

Menurut salah satu tim sukses Prabowo-Hatta Viva Yoga Muladi lahan seluas 2 juta hektare itu akan disiapkan bukan hanya di pulau jawa, tetapi juga di luar jawa. Saat ini masih banyak lahan yang masih terlantar, seperti lahan gambut atau rawa. Disana rencananya akan ditanami oleh sejumlah kebutuhan pangan seperti jagung, kedelai, dan tebu.

Yoga juga bilang, kalau perlu 100% produk pangan akan dipenuhi dari produksi dalam negeri. Namun, demikian untuk mencapai target tersebut tidak cukup hanya memperluas are pertanian saja. "Langkah lainnya adalah meningkatkan jumlah subsidi bagi petani kita," ujar Yoga, kamis (29/5) kepada KONTAN.

Meski saat ini petani juga menikmati subsidi pupuk dan benih dari pemerintah jumlahnya dirasa masih kurang. Sebab, menurut Yoga baru 10%-15% saja jumlah petani yang menikmati subsidi tersebut. namun demikian, persoalannya bukan cuma di sisi jumlah subsidi tetapi juga mekanisme penyalurannya.

Ada dua mekanisme subsidi yang bisa dilakukan pemerintah, pertama di sisi harga, kemudian subsidi outputnya. Jika disisi harga pemberian subsidi dengan memberikan harga yang lebih rendah dari yang semestinya kepada petani. Maka, jika dari sisi output, berupa pembelian hasil pertanian dengan harga yang menguntungkan petani oleh pemerintah.

Hal lainnya yang menjadi perhatian pasangan ini adalah mengenai industri pangan. Untuk memiliki industri pertanian yang produktif, maka Prabowo-Hatta mengaku tidak akan menutup pintu investasi asing. menurut Yoga investasi asing akan disesuaikan dengan undang-undang pertanian, dan aturan investasi asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×