kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,01   -11,51   -1.23%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Potensi tsunami besar terdeteksi di wilayah calon ibu kota baru


Kamis, 23 April 2020 / 16:33 WIB
Potensi tsunami besar terdeteksi di wilayah calon ibu kota baru
Pemandangan permukiman di pusat Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). Salah satu areal calon ibu kota baru.Tribun Kaltim/Fachmi Rachman


Sumber: BBC | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia sepertinya harus memperhatikan betul rencana pemindahan ib ukota baru di sekitar  Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Lantaran ada laporan dari tim peneliti dari Inggris dan Indonesiaa bahwa wilayah calon ibu kota baru termasuk juga di wilayah Kalimantan lainnya, punya potensi risiko tsunami.

Rupanya para peneliti ini sudah memetakan adanya bukti pernah  terjadi kejadian tanah longsor dahsyat di dasar laut Selat Makassar yang menjadi penghubung Kalimantan dan Sulawesi. Sayangnya, tim peneliti tidak merinci waktu kejadian tanah longsong tersebut, tapi disebut sebagai tanah longsor purba.

Nah, yang ditakutkan peneliti yang salah satunya berasal dari Inggris ini adalah, jika kejadian tanah longsor di dasar laut Selat Makassar terulang kembali, maka bisa mengakibatkan tsunami dahsyat yang bisa menggenangi wilayah di Teluk Balikpapan, areal yang berdekatan dengan calon ibukota baru.

Baca Juga: Negara-negara ini menyatakan serius berinvestasi ke ibukota baru

Namun tim peneliti ini berharap publik tidak bereaksi berlebihan. “Kami masih memiliki banyak pekerjaan untuk menilai situasi dengan lebih tepat. Tapi ini bisa menjadi perhatian pemerintah Indonesia,” kata Uisdean Nicholson dari Heriot-Watt University, Inggris.

Baca Juga: Banyak investor minat, pemerintah siapkan tiga skema pendanaan ibukota baru

Sejauh ini, tim peneliti tersebut memakai data seismik untuk menyelidiki sedimen dan strukturnya di dasar laut Makassar. Hasil dari survei dan penelitian itu mengungkapkan adanya 19 zona berbeda 

Baca Juga: Gara-gara Virus Corona, Mega Proyek Infrastruktur Terancam Mangkrak

Survei tersebut mengungkapkan ada 19 zona berbeda di sepanjang selat tempat lumpur, pasir, dan lanau jatuh ke lereng yang lebih dalam. Dari beberapa gambar yang didapat dari hasil penelitian terungkap ada ratusan kilometer kubik material di dasar laut dan material ini bisa mengganggu dasar laut dan menghasilkan gelombang besar ke permukaan laut. “Adanya tanah longsong (mass transport deposit atau MTD), sangat mudah dikenali di data seismik,” tutur Rachel Brackenridge dari Universitas Aberdeen, sekaligus sebagai penulis utama dalam laporan penelitian tersebut. 




TERBARU

[X]
×