Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi belanja barang pada periode Januari-Mei 2020 sebesar Rp 69,4 triliun atau terkontraksi 30,1% dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 99,2 triliun.
"Kita melihat belanja barang mengalami kontraksi sangat dalam, karena perjalanan dinas, pertemuan dan yang lain-lain itu merosot dan tidak ada. Semuanya sudah melalui video conference, itu bagus berarti terjadi efisiensi," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers daring, Selasa (16/6).
Baca Juga: Menyiapkan dana persalinan sejak dini, perlukah?
Jika mengacu pada alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di dalam Perpres 54/2020 yang sebesar Rp 284,5 triliun, maka realisasi belanja barang ini sudah memenuhi 24,4% dari pagu tersebut.
Adapun komponen belanja barang ini terdiri atas Barang, Jasa, Pemeliharaan, Perjalanan, Badan Layanan Umum (BLU), dan Untuk Masyarakat/Pemerintah Daerah (Pemda).
Baca Juga: Pendapatan negara hingga bulan Mei 2020 turun akibat pandemi corona
Dari semua pos tersebut, yang paling besar pemotongan atau penurunannya adalah belanja perjalanan yang terkontraksi 58,8% dan belanja yang diberikan kepada masyarakat serta Pemda sebesar 34%.
Secara umum pertumbuhan negatif pos belanja barang dikarenakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan work from home (WFH) masih berlangsung, sehingga beberapa kegiatan Kementerian/Lembaga (K/L) tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana.
Belanja barang K/L yang satu-satunya mengalami peningkatan adalah belanja barang Kemenkeu, karena pada tahun 2020 ini ada realisasi untuk BLU Sawit senilai Rp 1,6 triliun. Di mana realisasi sejak tahun 2019 sampai Mei 2020 sudah mencapai sekitar Rp 400 miliar.
Baca Juga: Katalog promo Superindo di hari kerja, 15-18 Juni 2020!
"Belanja barang dan jasa semuanya mengalami kontraksi. Ini menggambarkan bahwa operasional pemerintahan mengalami penurunan belanja untuk berbagai kegiatan barang dan jasa serta perjalanan. Kemudian, sebagian besar dialihkan untuk belanja kesehatan dan bantuan sosial seperti yang memang difokuskan pada tahun ini," kata Sri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News