kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Porang tengah naik daun, Jokowi: Porang akan jadi makanan masa depan


Senin, 23 Agustus 2021 / 08:30 WIB
Porang tengah naik daun, Jokowi: Porang akan jadi makanan masa depan
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo mengunjungi pabrik pengolahan porang milik PT Asia Prima Konjac, di Kecamatan Pilangkenceng, Madiun, Jawa Timur, Kamis (19/8/2021).


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu terakhir, pamor tanaman porang tengah naik daun. Selain mulai diketahui mengenai berbagai manfaatnya untuk kesehatan, harganya pun cukup tinggi di pasaran.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Jumat (20/8/2021), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, porang akan menjadi makanan pengganti beras pada masa depan. Hal ini dia sampaikan saat mengunjungi pabrik pengolahan tanaman umbi-umbian porang, PT Asian Prima Konjac, di Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Kamis (19/8/2021).

“Porang ini akan menjadi makanan masa depan karena low calorie, low carbo, dan juga rendah kadar gula," ujar Jokowi. "Saya kira ini akan menjadi makanan sehat di masa depan. Ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat, karena kadar gulanya sangat rendah,” imbuhnya.

Berdasarkan laporan kunjungannya tersebut, Jokowi menjelaskan bahwa satu hektar lahan dapat menghasilkan 15 hingga 20 ton porang.

Baca Juga: Cerita petani milenial soal gurihnya bertani porang di hadapan Jokowi

“Saya tadi menanyakan, porang per hektar bisa menghasilkan berapa ton, disampaikan satu hektar (ha) bisa menghasilkan 15 sampai 20 ton,” kata Jokowi.

Jokowi menambahkan, hasil panen porang di musim tanam pertama bisa mencapai Rp40.000.000 dalam kurun waktu delapan bulan. Menurut Jokowi, tingginya permintaan porang di pasar ekspor membuat industri tanaman umbi ini memiliki nilai yang sangat besar dan terbuka lebar untuk digarap di dalam negeri.

Ditambah lagi, porang juga bisa dibuat menjadi berbagai macam jenis olahan seperti mi, beras, kwetiau, bakso, sosis, es krim, dan lain-lain.

Baca Juga: Jokowi tinjau pabrik porang, tumbuhan liar yang buat petani jadi miliarder

Oleh sebab itu, Jokowi berharap, industri porang di Indonesia dapat mengekspor olahan porang agar nilai jual produk semakin tinggi.

“Kita harapkan kita tidak akan mengekspor porang dalam bentuk mentahan, tapi seperti yang kita lihat tadi di sini, ini sudah setengah jadi. Ini bisa menjadi tepung dan Insya Allah tahun depan sudah menjadi barang jadi, menjadi beras porang,” ucapnya.

Jokowi pun meminta kepada Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) agar terus mengembangkan industri porang dari hulu hingga hilir. Mentan SYL pun menyatakan, dia dan jajarannya berkomitmen untuk terus mengembangkan industri porang Tanah Air.

“Ada dua pilihan Bapak Presiden untuk didorong maksimal, antara lain komoditi porang dan yang kedua sarang burung walet. Hari ini, tentu saja seperti harapan Bapak Presiden, budidaya porang kita kembangkan,” ujar SYL.

SYL mengungkapkan, harga porang di pasaran saat ini sedang tinggi. Bahkan, harga beras porang shiratake dibanderol dengan harga lebih dari Rp200.000 per kg.

“Harga porang sekarang bagus, tetapi kita tidak boleh bergantung pada ekspor. Oleh karena itu, mengolah produk turunan porang harus dilakukan sendiri di Indonesia,” tegasnya.

Baca Juga: Tinjau pabrik porang, Jokowi minta pengusaha tak ekspor dalam bentuk mentah

Sentra porang di Indonesia Saat ini, sentra porang terluas di Tanah Air berada di Provinsi Jatim, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Tengah (Jateng), Sulawesi Selatan (Sulsel), Jawa Barat (Jabar), dan beberapa wilayah lainnya.

Adapun eksistensi porang periode 2020 seluas 19.950 ha, sedangkan pada periode 2021 mencapai 47.461 ha. Indonesia berencana memiliki sentra porang seluas 100.000 ha pada 2024 yang tersebar di 15 provinsi, serta didukung industri olahan dan pasarnya.

Kementerian Pertanian (Kementan) merencanakan, target tanam porang pada 2021 seluas 10.000 ha. Rinciannya meliputi 1.000 ha di Aceh, 1.000 ha di Jabar, 1.500 ha di Jateng, 3.000 ha di Jatim, 1.000 ha di NTT, 500 ha di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dan 2.000 ha di Sulsel.

Baca Juga: Indonesia mulai ekspor beras ke Arab Saudi

Mengapa harga porang mahal?

Menurut Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Edi Santosa S.P M.Si, harga porang mahal karena tingginya permintaan dan petani porang memanfaatkan momentum tersebut.

"Ya ini karena penggunaannya sangat luas itu, jadi (harga porang) relatif mahal," kata Edi. "Karena penggunaannya luas, barang itu (tanaman porang) banyak dicari orang," imbuhnya.

Baca Juga: Apakah PPKM bakal diperpanjang lagi hari ini? Simak evaluasi epidemiolog

Edi mengatakan, manfaat tanaman porang ini memang cukup banyak, mulai dari aspek sosial, ekonomi, bahkan medis. Tanaman umbi-umbian ini memiliki beberapa sifat yang mungkin belum ditemukan dari jenis umbi lainnya. Hal itu membuat porang berkhasiat terutama untuk kesehatan.

(Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Mikhael Gewati)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi: Porang akan Menjadi Makanan Masa Depan"
Penulis : Muhamad Syahrial
Editor : Muhamad Syahrial

Selanjutnya: Peternak desak presiden keluarkan Perpres soal perlindungan peternak mandiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×