kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Popularitas Jokowi menarik di mata investor


Senin, 24 Februari 2014 / 10:56 WIB
Popularitas Jokowi menarik di mata investor
ILUSTRASI. Begini Cara Bikin Ruang Tamu Modern dan Luas


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menjelang pemilu yang tinggal hitungan bulan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi kandidat calon presiden yang dijagokan oleh masyarakat. Popularitas Jokowi pun ikut didengar oleh investor asing yang hendak menanamkan modalnya di Indonesia.

Ekonom dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan, banyak investor memandang popularitas Jokowi sangat menarik. Akan tetapi, yang jadi masalah adalah hingga saat ini Jokowi belum secara resmi mendeklarasikan atau dideklarasikan sebagai calon presiden.

"Popularitas Jokowi menarik, investor banyak yang menanyakan. Tapi mereka belum berani masuk secara masif. Mereka masih memastikan dulu apakah Jokowi akan masuk bursa capres atau tidak," kata Lana di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/2/2014).

Namun demikian, Lana menjelaskan, siapapun presiden yang akan terpilih pada pemilu nanti, sang pemimpin baru tidak bisa menutup diri dari hubungan dengan pihak asing. Selain itu, presiden yang baru harus pula market friendly.

"Presiden yang baru tidak bisa tidak pro pertumbuhan, pro job, pro poor, dan harus market friendly. Ekonomi kita terbuka dan kalau ada gangguan di luar kita pasti kena. Kalau kita menutup diri, kita akan mundur," ujar Lana.

Lebih lanjut, Lana memaparkan bila nantinya Jokowi terpilih menjadi presiden, maka optimisme investor akan bangkit. Kondisi ini akan berdampak pada penguatan ekonomi Indonesia.

"Kalau Jokowi menang, investor optimis. Rupiah akan menguat. Kalau impor non migas tumbuh lebih lambat dari dana masuk, rupiah akan menguat. Kalau banyak dana masuk tentu ini menyenangkan," jelasnya. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×