kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.059   -6,38   -0,09%
  • KOMPAS100 1.055   -0,68   -0,06%
  • LQ45 828   -2,95   -0,36%
  • ISSI 215   0,15   0,07%
  • IDX30 423   -1,43   -0,34%
  • IDXHIDIV20 513   -0,67   -0,13%
  • IDX80 120   -0,20   -0,17%
  • IDXV30 125   0,69   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,14   -0,10%

Polling Inflasi November, Tekanan Akan Lebih Rendah


Kamis, 27 November 2008 / 17:44 WIB
Polling Inflasi November, Tekanan Akan Lebih Rendah


Reporter: Uji Agung Santosa |

JAKARTA. Inflasi bulan November 2008 diperkirakan akan lebih rendah dari bulan-bulan sebelumnya. Pelemahan nilai tukar rupiah belum akan banyak mempengaruhi inflasi bulan November ini karena diimbangi dengan penurunan harga minyak mentah dunia.

 
Ekonom BNI Toni Prasetyantono memperkirakan inflasi pada bulan November 2008 ini sekitar 0,3% (mom) dan 11,9% (YoY). "Rendahnya harga minyak dunia menyebabkan tekanan imported inflation jauh berkurang. Namun di sisi lain, melemahnya rupiah hingga Rp 12.000 per US$ menyebabkan timbulnya inflasi dari sisi lain," katanya di Jakarta, Kamis (27/11).
 
Menurutnya, secara umum tekanan inflasi pada bulan November pasti akan lebih rendah daripada bulan-bulan sebelumnya. Tekanan inflasi yang rendah disebabkan karena daya beli masyarakat sudah menurun dan demand menurun. Masyarakat mulai mengerem konsumsi sebagai antisipasi krisis global.
 
Melemahnya rupiah menyebabkan inflasi di sisi lain karena barang modal (capital goods) menjadi lebih mahal dan menyebabkan kenaikan biaya produksi. "Selanjutnya, produsen akan membebankannya ke harga jual. Juga barang-barang konsumsi yang diimpor misal barang-barang elektronik juga menjadi lebih mahal. Semua ini berdampak inflationary," katanya.
 
Ekonom Danareksa Purbaya W Sadewa memperkirakan inflasi pada bulan ini sekitar 0,4 % (mom) sementara inflasi tahunannya (YoY) sekitar 11,4 %. "Turunnya tekanan inflasi karena harga pangan yang makin terkendali. Harga beras bahkan cenderung turun di bulan Nopember. Selain itu bulan Nopember memang cenderung rendah karena tidak ada faktor musiman seperti hari raya, tahun ajaran baru, maupun efek belanja akhir tahun," katanya.
 
Pelemahan rupiah, menurutnya bulan akan terlihat pada inflasi dalamm waktu dekat, karena walaupun rupiah melemah harga-harga komoditas di pasar dunia menurun. "Ini akan mengurangi dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×