kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Polisi bersenpi harus tes kejiwaan secara berkala


Rabu, 06 November 2013 / 10:37 WIB
Polisi bersenpi harus tes kejiwaan secara berkala
ILUSTRASI. KENAIKAN HARGA PANGAN. Pedagang menata bahan makanan yang dijual di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (7/6/2022).


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie mengusulkan agar seluruh anggota Kepolisian yang diberikan senjata api dilakukan tes kejiwaan secara berkala. Langkah itu mesti dilakukan agar tidak ada lagi polisi yang menggunakan senjatanya untuk melukai, bahkan membunuh warga.

Marzuki mengatakan, hasil tes kejiwaan berguna sebagai rekomendasi apakah anggota tersebut layak diberikan senjata api atau tidak. Jika tidak layak, maka senpi perlu ditarik. Pasalnya, kata dia, maksud anggota Polri dipersenjatai adalah untuk melindungi masyarakat, bukan untuk mengintimidasi atau membunuh warga.

"Polisi diberikan senjata bukan untuk melukai rakyatnya. Saya kira perlu dilakukan uji kejiwaan secara berkala," kata Marzuki saat dihubungi, Rabu (6/11/2013) pagi.

Hal itu dikatakan Marzuki menyikapi penembakan seorang anggota satpam, Bachrudin (30), yang dilakukan oleh anggota Brimob Polri, Briptu W di Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (5/11/2013) malam.

Politisi Partai Demokrat ini menambahkan, ada kemungkinan anggota Polri mengalami gangguan psikologis akibat tekanan dari beban kerja yang berat. "Nanti kan bisa ditentukan tes tersebut dilakukan berapa tahun sekali. Ini penting untuk mengetahui kesiapan mental anggota yang memegang senjata," ujarnya.

Terkait penembakan di Cengkareng, Marzuki menilai ada suatu masalah di Kesatuan Brimob. Bakal calon Presiden itu meminta Kepolisian menyelesaikan permasalahan tersebut agar peristiwa serupa tidak terulang.

Seperti diberitakan, Briptu W kerap mendatangi kompleks Ruko Seribu Blok L Galaxy, Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat dalam keadaan mabuk. Pelaku juga dikenal menguasai kawasan itu. Ia meminta satpam di kompleks ruko tersebut untuk patuh kepadanya.

Sebelum menembak Bachrudin, pelaku menegur korban karena tidak memberi hormat kepadanya. Pelaku kemudian menyuruh korban yang baru tiga bulan bekerja di sana untuk melakukan push up sebagai hukuman. Korban merasa tidak bersalah dan menolak perintah pelaku. Pelaku lalu marah dan menembak korban dari jarak sekitar setengah meter. Korban langsung terjatuh dan tewas di tempat. (Indra Akuntono/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×