kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pola Pikir Kewirausahaan Dinilai Bisa Membuat Ekonomi Indonesia Maju


Senin, 15 Mei 2023 / 19:38 WIB
Pola Pikir Kewirausahaan Dinilai Bisa Membuat Ekonomi Indonesia Maju
ILUSTRASI. IPMI


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiongkok yang awalnya sebuah negara miskin dengan sistem ekonomi tertutup, dapat berkembang pesat menjadi superpower ketika pemerintahnya mengubah pola pikir entrepreneurship yang dituangkan pada kebijakan mereka. 

Ketua Sekolah Tinggi Manajemen IPMI Aman Wirakartakusumah dalam seminar Innolab bertajuk "Business Leader Academy: Developing Your Entrepreneurial Mindset" yang diadakan di kampus IPMI International Business School menyebut hal ini membuat China diprediksi akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar dunia pada tahun 2050.

Aman bilang pesatnya laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok dapat ditiru Indonesia dari sisi peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan kewirausahaan berbasis teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman. 

Dengan bekal kewirausahaan pada mahasiswa, mereka  akan siap menghadapi dunia kerja dengan memanfaatkan teknologi digital dan mampu bersaing di pasar global.

Baca Juga: Indonesia Butuh Tax Ratio 12% untuk Ungkit Pertumbuhan Ekonomi

"Tahun 2050, Indonesia diperkirakan bakal menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 dunia. Oleh karena itu harus dipersiapkan dari sekarang soal SDM-nya sehingga memiliki kemampuan intelektual menghadapi tantangan perubahan zaman," ujar dia dalam keterangannya, Senin (15/5).

Sementara akademisi IPMI Roy Sembel mengatakan saat ini masih banyak pengusaha yang terjun karena 'the power of kepepet' akibat tidak mendapatkan pekerjaan kantoran. 

Maka dari itu, mindset atau pola pikir orang muda perlu dibuka untuk mengetahui manfaat penting menjadi entrepreneur atau wirausahawan, melalui institusi pendidikan yang memiliki mata kuliah penting di kampus. 

Roy juga menyoroti perubahan dunia bisnis terutama yang dilakukan startup dalam mengandalkan growth hacking atau pertumbuhan perusahaan yang cepat. Menurutnya, perusahaan yang fokus mempercepat pertumbuhan, tingkat keberhasilannya hanya tiga persen. Tak heran banyak perusahaan startup yang gulung tikar dalam jangka waktu di bawah lima tahun.

"Ada hal yang tetap harus dijaga dalam bisnis supaya bertahan dalam jangka panjang yaitu cash tentang apakah bisnisnya bisa menutup biaya operasional, profit margin yaitu soal menguntungkan atau tidak, turn over yakni apakah bisnisnya mampu memutar modal usaha, dan yang paling penting adalah fokus kepada pelanggan. Boleh saja fokus ke growth, tapi pertumbuhan yang bertanggungjawab," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×