kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pola pikir dalam memelihara lahan gambut dinilai mesti berubah


Minggu, 06 September 2020 / 14:24 WIB
Pola pikir dalam memelihara lahan gambut dinilai mesti berubah
ILUSTRASI. Helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan water bombing di atas lahan gambut yang terbakar di Kawasan Liang Anggang, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (27/8/2020). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel mengope


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, salah satunya yakni jutaan hektare gambut. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan lahan gambut perlu dirawat dengan mengubah pola pikir sikap dan tindakan.  

Haedar menyarankan untuk menjaga gambut demi generasi mendatang perlu melakukan tiga pendekatan, yaitu, reformasi kebijakan negara, tanggung jawab para pemegang izin untuk tidak merusak alam, dan partisipasi warga bangsa untuk mitigasi dan penyelamatan lahan gambut.

Pandangan senada untuk menjaga lahan gambut juga disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini. Dia mengatakan, para perempuan Aisyiyah di beberapa provinsi seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimatan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua kerap menyampaikan gagasan mengenai pengelolaan lahan gambut. 

Baca Juga: Permintaan mi instan meningkat, Indofood (INDF) mengerek kinerja pada semester I-2020

Kolaborasi PP Muhammadiyah dan Badan Restorasi Gambut (BRG) diharapkan bisa meningkatkan kepedulian perempuan untuk menjadi yang terdepan dalam menjaga lingkungan gambut.

Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan BRG, Myrna. A. Safitri, mengatakan, bencana kebakaran lahan gambut tidak hanya merugikan secara finansial. Mengutip catatan peneliti Harvard University-Columbia University, Amerika Serikat (AS) Myrna menyebut, bahwa bencana asap akibat kebakaran lahan membuat kerugian besar bagi kesehatan anak-anak.

Untuk itu, Myrna mengajak masyarakat untuk mengembalikan fitrah lahan gambut yang sejatinya merupakan ekosistem basah. Beberapa langkah yang dilakukan yaitu menanami kembali lahan gambut yang terbakar, melakukan pembasahan, dan menggerakkan partisipasi masyarakat secara substantif.

Baca Juga: Dorong ketahanan pangan, Reitech Diversifikasi Agro ekspansi lahan jagung 2.500 ha

Myrna juga menekankan, perbaikan lahan harus disertai dengan revitalisasi mata pencaharian masyarakat di sekitar gambut. Langkah ini diperlukan untuk mendorong kepedulian masyarakat terhadap lahannya. "Bagaimana mau menjaga lingkungan jika tidak mendapat apa-apa dari lingkungan itu," ucap dia dalam keterangannya, Minggu (6/9).

Selanjutnya: Bisi International (BISI) berusaha genjot kenaikan laba bersih 15% di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×