Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex/SRIL) Iwan Setiawan Lukminto beserta istri dan PT Senang Kharisma Textile (perusahaan sepengendali dengan Sritex) lolos dari gugatan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan oleh PT Bank QNB Indonesia.
Keputusan ini dibacakan hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri (PN) Semarang dalam sidang pembacaan putusan yang berlangsung Senin, 10 Mei 2021.
Kuasa Hukum Bank QNB Indonesia Swandy Halim membenarkan ditolaknya gugatan PKPU tersebut. "Ya betul ditolak," kata Swandy saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (10/5).
Ia juga memberikan tanggapan atas keputusan majelis hakim PN Semarang tersebut. "Lebih gampang kontraktor mengajukan PKPU terhadap debitur dibandingkan bank yang mengajukan PKPU," ungkap Swandy.
Baca Juga: Sidang musyawarah PKPU Sritex (SRIL) berlangsung 21 Juni 2021
Sebagaimana diketahui, pada Kamis, 6 Mei 2021, PN Semarang mengabulkan gugatan PKPU yang diajukan CV Prima Karya terhadap Sritex dan tiga anak usahanya. CV Prima Karya merupakan kontraktor pabrik Sritex selama beberapa tahun terakhir.
Nilai utang yang ditagih CV Prima Karya adalah sebesar Rp 5,5 miliar. Sementara utang yang ditagih Bank QNB Indonesia mencapai Rp 100,90 miliar.
Lebih lanjut, Swandy mengatakan, pihaknya akan mempelajari putusan majelis hakim sebelum mengambil langkah selanjutnya.
Saat ditanya apakah ada kemungkinan mengajukan gugatan PKPU baru, Swandy menyatakan akan membicarakannya terlebih dahulu dengan Bank QNB Indonesia selaku kliennya.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, utang senilai Rp 100,90 miliar tersebut merupakan revolving credit facility yang diberikan Bank QNB Indonesia kepada Senang Kharisma Textile pada 2018. Akan tetapi, pada perkembangannya, Senang Kharisma Textile menunggak pembayaran bunga utang dan denda.
Baca Juga: Sritex (SRIL) berstatus PKPU setelah permohonan PKPU CV Prima Karya dikabulkan
Karena Senang Kharisma Textile tidak juga membayar bunga dan denda tersebut, seluruh utang Senang Kharisma Textile menjadi jatuh waktu dan dapat ditagih pembayarannya seketika sesuai kesepakatan dalam perjanjian kredit.
Meskipun begitu, Senang Kharisma Textile tidak juga membayar utangnya kepada Bank QNB Indonesia.
Iwan Setiawan Lukminto juga terseret dalam sengketa utang ini karena ia memberikan jaminan pribadi alias personal guarantee alias PG kepada Bank QNB Indonesia atas utang Senang Kharisma Textile.
Permohonan dengan nomor perkara 13/Pdt.Sus-PKPU/2021/PN Niaga Smg dilayangkan oleh Bank QNB Indonesia pada Selasa, 20 April 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News