Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia bulan April di angka 27,5. Posisi ini merosot jauh dibandingkan dengan bulan Maret, yaitu 43,5.
Penurunan PMI ke posisi terendah sepanjang survei pada bulan April ini, dipengaruhi oleh penyebaran wabah Corona yang berimbas pada penutupan pabrik dan anjloknya permintaan, output, dan permintaan baru.
Baca Juga: IHSG menguat, simak rekomendasi saham untuk Kamis (30/4)
Hal ini, menyebabkan keluangan kapasitas yang lebih besar, menyumbang penurunan tajam pada catatan ketenagakerjaan.
"Headline PMI jatuh dari 45,3 pada bulan Maret ke 27,5 pada bulan April, menandai posisi terendah selama sembilan tahun survei. Data terkini adalah indikasi seputar pertumbuhan GDP yang menurun tajam ke tingkat tahunan mendekati 3%," ujar Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw, di dalam keterangan tertuls, Senin (4/5).
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan di sejumlah wilayah di Indonesia, terbukti memengaruhi tingkat produksi sehingga menyebabkan banyak perusahaan harus tutup sementara.
Baca Juga: Nilai investasi manufaktur tetap naik di kuartal I 2020 meski tertekan pandemi corona
Hal ini juga ditambah dengan penurunan pada total permintaan baru, yang sebagian besar disebabkan oleh jatuhnya permintaan ekspor.