kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.056   72,62   1,04%
  • KOMPAS100 1.055   15,00   1,44%
  • LQ45 829   12,33   1,51%
  • ISSI 214   1,30   0,61%
  • IDX30 423   7,18   1,73%
  • IDXHIDIV20 510   7,60   1,51%
  • IDX80 120   1,78   1,50%
  • IDXV30 125   0,87   0,70%
  • IDXQ30 141   2,08   1,49%

PMI Manufaktur Indonesia Meningkat Menjadi 52,5 Pada Juni 2023


Senin, 03 Juli 2023 / 11:02 WIB
PMI Manufaktur Indonesia Meningkat Menjadi 52,5 Pada Juni 2023
ILUSTRASI. Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juni 2023 berada di level 52,5


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. S&P Global mencatat, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juni 2023 berada di level 52,5. Angka ini meningkat 2,2 poin jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tercatat 50,3.

Oleh karena itu, PMI Manufaktur Indonesia melanjutkan perbaikan kondisi sektor manufaktur menjadi 20 bulan berturut-turut. Apalagi, laju pertumbuhan termasuk paling cepat yang diamati selama satu setengah tahun terakhir dan tergolong kuat.

Economics Associate Director S&P Global PMI Market Intteligence, Jingyi Pan, mengatakan, peningkatan indeks manufaktur ini disebabkan adanya kenaikan permintaan baru selama bulan Juni. Hanya saja, permintaan asing terus merosot.

"Momentum pertumbuhan di seluruh sektor manufaktur Indonesia kembali mengalami percepatan pada bulan Juni," ujar Jingyi Pan dalam keterangan resminya, Senin (3/7).

Meski adanya kenaikan permintaan baru dari sisi domestik, Jingyi bilang, produsen terus mengalami peningkatan penumpukan pekerjaan lantaran naiknya permintaan yang melampaui kemampuan untuk memenuhi permintaan secara tepat waktu.

Baca Juga: Harga Pangan dan Transportasi Diproyeksi Dorong Inflasi Juni 2023

"Laju kenaikan permintaan secara keseluruhan tergolong solid, meskipun kurangnya permintaan eksternal terus menghambat pertumbuhan penjualan total," katanya.

Selain itu, dirinya mengatakan, kondisi pemasok memburuk di tengah-tengah pertumbuhan permintaan dan persyaratan produksi yang lebih besar. Waktu tunggu pesanan mengalami perpanjangan pada bulan Juni setelah meningkat selama empat bulan berturut-turut, meskipun hanya pada kisaran marginal.

Namun, inflasi biaya input mengalami penurunan dari posisi bulan Mei ke posisi terendah sejak Oktober 2020. Secara serentak, harga jual rata-rata mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam 32 bulan, dengan beberapa perusahaan bersemangat menawarkan diskon demi mendorong penjualan.

"Optimisme bisnis secara keseluruhan masih lemah secara historis, hal ini perlu diperhatikan. Penting untuk memperhatikan permintaan, terutama permintaan eksternal, yang naik untuk menambah kepercayaan diri di antara para produsen," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×