kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Plin-plan, SBY ragu dengan skema dual price


Jumat, 26 April 2013 / 22:27 WIB
Plin-plan, SBY ragu dengan skema dual price
ILUSTRASI. Inilah asteroid raksasa setinggi gedung Burj Khalifa, akan melewati Bumi bulan depan


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Pemerintah memang plin-plan. Setelah sebelumnya menegaskan akan menerapkan kebijakan dual price untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), pemerintah ini justru ragu menerapkan skema tersebut. Ujungnya, pilihannya kembali ke menaikkan harga BBM.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjanji untuk memutuskan kebijakan yang akan dimabil dua hari lagi. "Saya terima laporan dari Menteri ESDM atas apa yang dilakukan pada hari-hari sekarang ini untuk menguji kesiapan kita dalam upaya pengurangan subsidi BBM atau kenaikan harga BBM pada batas tertentu," kata SBY , Jumat (26/4).

Saat ini, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) bersama dengan Pertamina dan instansi lain, termasuk para kepala daerah, tengah melakukan simulasi skema dual price untuk BBM. Namun, simulasi dan pengujian realisasi kenaikan harga BBM versi dua harga ini masih rawan dikoreksi pemerintah. Sebab, presiden masih ragu apakah pelaksanaan kebijakan BBM versi dua harga ini akan efektif di lapangan atau justru sebaliknya.

Jika dalam dua hari ke depan, pemerintah menemukan bahwa realisasi skema dua harga BBM tidak cocok, maka mau tidak mau SBY harus memutuskan menaikkan harga BBM dengan menggunakan versi satu harga. Dengan demikian, semua kebijakan kompensasi yang sebelumnya sudah mulai dirumuskan akan berubah.

Pemerintah harus mngucurkan kompensasi dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT), yang dianggap bisa menjadi solusi meredam kesulitan masyarakat miskin pasca kenaikan harga BBM bersubsidi.

Presiden mengakui bahwa untuk mencari solusi permasalahan subsidi BBM ini tidak mudah. Opsinya adalah semua disamaratakan, harga BBM untuk semua kategori naik. Atau hanya BBM untuk kelompok kaya yang naik, dan untuk kelompok miskin tetap diberi subsidi.  "Idenya adalah seusai semangat kita, yaitu membantu masyarakat miskin," pesannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×