kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pilu pelajar WNI yang hanya bisa berdiam diri di kamar gara-gara virus corona


Senin, 27 Januari 2020 / 07:45 WIB
Pilu pelajar WNI yang hanya bisa berdiam diri di kamar gara-gara virus corona
ILUSTRASI. Street view after Wuhan government announced to ban non-essential vehicles in downtown area to contain coronavirus outbreak, on the second day of the Chinese Lunar New Year, in Wuhan, Hubei province, China January 26, 2020. cnsphoto via REUTERS. ATTENTION


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kisah seorang mahasiswa asal Indonesia bertahan kala Wuhan, dilanda wabah virus Corona menyita perhatian.

Pria bermana Rio Alfi itu membuat video pribadi dan menceritakan kondisi perkotaan ditutup akibat menyebarnya virus Corona atau nCOV.

Satu dari sekian Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Tiongkok tersebut mengaku hanya bisa menunggu kabar baik dari pemerintah setempat dan KBRI.

Dia pun bercerita bahwa stok makanan mulai menipis dan harga sembako di Wuhan naik.

Serta berharap dapat segera dievakuasi ke kota yang lebih aman dari virus Corona.

Hingga Minggu (26/1) sore, video yang diunggah Kompas TV kemarin Sabtu (25/1) itu telah disaksikan sebanyak 380.591 kali.

Lalu disukai hampir enam ribu kali dan dikomentari sebanyak 1.314 komentar. Dalam video, Rio bercerita, Wuhan sudah ditutup selama tiga hari.

Artinya segala macam aktivitas manusia dibatasi, transportasi umum juga ditutup.

Baca Juga: Pekerja Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di-screening antisipasi virus corona

"Saya masih berada di Wuhan, sudah tiga hari Wuhan di Locked Down, transportasi umum sudah ditutup baik kereta, bus, subway dihentikan sementara waktu," paparnya.

Dia juga mengungkap keterbatasan beraktivitas menggunakan sepeda listrik seperti biasanya.

Mulai hari ini, mahasiswa dilarang menggunakan sepeda listrik kecuali mendapat izin dari pihak kampus.

Itu pun harus melewati sejumlah prosedur seperti registrasi. "Kemungkinan tidak bisa lagi pakai sepeda listrik," paparnya.

Dengan keterbatasan akses itu, dirinya mengaku hanya bisa terdiam di kamar sembari menunggu kabar baik dari pihak berwenang.

Demikian juga berdasarkan arahan dari pihak kampus agar mahasiswa tak tertular virus Corona.

"Jadi instruksi dari kampus memang disarankan untuk berdiam diri di kamar masing-masing dan menghindari tempat-tempat keramaian supaya tidak terjangkit virus corona dan menjaga kebersihan," ucapnya.

"Apabila keluar rumah harus pakai masker, setelah dari luar harus mencuci tangan, sebelum makan harus mencuci tangan.

Makanan menipis, minta dievakuasi, KBRI?

Rio mengatakan, saat ini Wuhan sudah membangun rumah sakit baru untuk menangani virus corona.

Sementara 93 mahasiswa Tanah Air masih berada di Wuhan dan tidak bisa pulang ke Indonesia.

Untuk kebutuhan selama Wuhan ditutup, Rio mengungkap bahwa ketersediaan makanan di kota itu mulai menipis.

Harganya pun mulai naik.

Terutama sembilan bahan pokok makanan alias sembako. "Bagi kami mahasiswa yang mengandalkan beasiswa kemungkinan tidak mencukupi ya (membeli sembako)," ucapnya.

Informasi yang ia terima dari pengurus PerhimpunanPelajar Indonesia Tiongkok di Wuhan, KBRI belum memberikan langkah konkrit untuk para mahasiswa, contohnya seperti evakuasi ke kota yang lebih aman.

Baca Juga: Virus corona: 100 anak-anak Australia terjebak di Wuhan

Pihak KBRI, kata dia, belum memberikan keputusan terbaru untuk para pelajar Indonesia di sana.

"Kami semuanya berharap jadi dapat solusi yang terbaik, bisa dievakuasi di kota yang lebih aman lagi," ungkapnya.

"Nah untuk sementara yang terbaik berdiam diri di kamar tidak kemana-mana, jadi memang seperti itu," kata dia.

Menlu: Belum ada informasi di China terjangkit Corona

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengaku pihaknya terus melakukan komunikasi dengan Duta Besar Indonesia di Beijing untuk memantau kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah China.

Komunikasi intensif dilakukan Retno Marsudi menyikapi virus corona yang menyebar di wilah Wuhan, China, dan sudah memakan korban jiwa.

Baca Juga: Virus corona: 5 juta warga tinggalkan Wuhan, diramal bakal ada 1.000 kasus baru

"Kita (Kemenlu) terus melakukan komunikasi dengan Duta Besar (Dubes) kita yang ada di beijing, mengenai masalah penyebaran virus tersebut dan keberadaan warga negara Indonesia yang ada di sana," kata Retno Marsudi di kantor Kemenlu, Jakarta Pusat, Kamis (23/1).

Retno Marsudi mengatakan berdasarkan data terbaru, mahasiswa Indonesia yang berada di Wuhan dan sekitarnya sebanyak 428.

"Mahasiswa kita di Beijing ada 1.280, sementara mahasiswa kita di Shanghai ada 840," ucapnya.

Ia menjelaskan data tersebut diambil per Desember 2019. "90 persen mahasiswa yang ada di Wuhan dan sekitarnya sudah kembali ke Indonesia karena libur sampai pertengahan Februari. Karena ada libur Lunar New Year," ucapnya.

Kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) sudah mendapatkan data masuk kuliah dan melakukan koordinasi dengan pihak universitas masing-masing.

"Juga ada warga negara Indonesia yang lain, semuanya terpantau. Pantauan Dubes Indonesia di Beijing belum ada informasi terjangkitnya atau terkenanya WNI dari wabah yang sedang terjadi di China tersebut," ucapnya.

Penyebaran virus Corona

Dikutip dari portal berita Mothership, penyebaran virus corona diyakini berasal dari Wuhan, China Tengah pada Selasa (31/12).

Changjiang Daily mewartakan, pada Jumat (24/1) bangunan rumah sakit dibangun dengan bahan prefabrikasi.

Mesin-mesin yang digunakan untuk membangun rumah sakit tiba di lokasi pada Kamis malam (23/1). Di antaranya 35 mesin penggali dan 10 buldoser.

Berdasarkan laporan yang dibagikan, pembangunan proyek ini adalah untuk mengatasi kekurangan sumber daya medis yang ada.

"Karena itu akan menjadi bangunan prefabrikasi, itu tidak hanya akan dibangun cepat tetapi juga tidak akan memakan biaya banyak," papar laporan tersebut.

Baca Juga: Virus Corona, GP Farmasi imbau masyarakat jaga kebersihan dan daya tahan tubuh

Melansir dari Global Times, rumah sakit corona ini mirip dengan Xiaotangshan yang dibangun 2003 lalu.

Xiaotangshan difungsikan sebagai pusat median di pinggiran utara Beijing untuk merawat pasien yang terpapar virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Pada 2003, rumah sakit khusus SARS dibangun dalam waktu tujuh hari. Rumah sakit SARS itu dibangun dengan kapasitas 1.000 tempat tidur.

Dikutip dari Kompas.com yang melansir portal berita lokal Jiemian melaporkan, Pemerintah Wuhan sebuah kota besar di tepi Sungai Yangtze dengan populasi 11 juta memerintahkan perusahaan konstruksi milik perat merah untuk merancang dan membangun fasilitas darurat di Distrik Caidian.

Kompleks kesehatan itu di bangun dengan luas area sekira enam hektare. Dikabarkan pembangunan kompleks rumah sakit corona ini mendesak lantaran jumlah pasien demam mengalami lonjakan.

Sejumlah rumah sakit yang ada dipenuhi antrean panjang dan kekurangan tempat tidur.

Diwartakan Tribunnews sebelumnya, berikut ini secara rinci apa itu virus corona, gejala dan bagaimana penyebarannya dikutip dari boldsky :

Apa itu virus corona?

Virus corona adalah istilah yang digunakan untuk sekelompok virus terutama yang ditemukan pada hewan.

Virus corona adalah jenis penyakit zoonosis di mana infeksi menyebar dari hewan ke manusia.

Ada sekitar enam virus corona yang diidentifikasi oleh para ilmuwan hingga saat ini yang mempengaruhi manusia dan menyebabkan gejala ringan hingga parah.

Namun, penyebaran virus corona baru-baru ini di China belum diidentifikasi.

Kasus pertama virus corona ditemukan pada tahun 1960 pada seorang pasien yang menderita flu biasa.

Nama 'corona' diberikan kepada virus berdasarkan bentuk mahkotanya bila dilihat dari mikroskop elektron

Virus semacam itu seringkali tidak berbahaya dan dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan ringan, terutama selama musim dingin.

Baca Juga: Lion Air batalkan sementara penerbangan Denpasar-Wuhan China gara-gara virus corona

Orang-orang sering terinfeksi dengan virus corona di beberapa titik dalam kehidupan mereka, sembuh dan mungkin mendapatkan infeksi lagi setelah beberapa bulan.

Penyebab penyebaran virus corona sering mempengaruhi saluran pernapasan seseorang.

Jika orang yang terinfeksi bersin atau batuk di udara terbuka tanpa menutupi mulut mereka, virus menyebar di udara melalui udara yang tersebar.

Selain itu, penyebaran virus corona bisa dari sentuhan tangan dengan orang yang terinfeksi, menyentuh benda/permukaan yang terinfeksi disertai dengan menyentuh hidung atau mulut secara bersamaan dan menyentuh kotoran pasien.

Gejala-gejala virus corona sebagai berikut:

1. Pilek.

2. Sakit tenggorokan.

3. Batuk.

4. Sakit kepala.

5. Demam.

6. Bersin.

7. Kelelahan.

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau yang lebih tua memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terinfeksi oleh virus dan mendapatkan penyakit serius seperti pneumonia atau gangguan saluran pernapasan.

Pencegahan virus corona :

1. Cuci tangan setelah bersin atau batuk.

2. Tutup mulut sebelum batuk atau bersin.

3. Jika kamu yakin terinfeksi, hindari kontak dekat dengan orang-orang.

4. Hindari makan daging dan telur mentah.

5. Perbanyak minum air putih.

6. Minum obat segera setelah gejalanya muncul dan jangan biarkan kondisinya menjadi parah.

7. Hindari area berasap atau merokok.

8. Istirahat yang cukup.

9. Tinggal jauh dari keramaian.

(Facundo Chrysnha Pradipha)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Pilu WNI Mahasiswa di Wuhan yang hanya Bisa Berdiam Diri di Kamar Akibat Virus Corona,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×