kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pilpres 2014, lebih heboh cari cawapresnya


Kamis, 01 Mei 2014 / 19:26 WIB
Pilpres 2014, lebih heboh cari cawapresnya
ILUSTRASI. PT Tunas Ridean Tbk (TURI) menyampaikan target pendapatan dan laba tahun 2023. Foto: KONTAN/Arfyana Rahayu


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemilihan Umum 2014 dianggap sebagai momentum langka karena penentuan bakal calon wakil presiden lebih menyita perhatian daripada penentuan bakal calon presiden. Pengamat politik dari Universitas Nasional Alvan Alfian menilai, hal ini terjadi karena figur yang diprediksi bertarung di panggung pilpres memiliki kelemahan dan kelebihan yang sama.

"Pilpres 2014 adalah ajang pencarian cawapres yang terheboh. Karena menurut saya, capres yang menyembul itu rata-rata memiliki kelebihan dan kelemahan yang hampir sama," kata Alvan, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Kamis (1/5/2014).

Alvan menjelaskan, dalam pengamatannya, kemungkinan besar pertarungan di pilpres nanti hanya akan melibatkan Prabowo Subianto dari Gerindra dan Joko Widodo dari PDI-Perjuangan.

"Jokowi atau Prabowo kemungkinan besar akan dipasangkan dengan cawapres yang magnetis, sehingga pencarian cawapres jadi lebih menarik," katanya.

Sebelumnya, sejumlah nama disebut-sebut berpeluang besar menjadi bakal wapres Jokowi, di antaranya mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Ryamizard Ryacudu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sementara, Prabowo masih menjajaki koalisi dengan sejumlah partai dan belum diprediksi siapa yang akan digandengnya sebagai bakal wapres.

Adapun, partai lain yang diprediksi membentuk poros baru seperti Golkar dan Demokrat, menurut Alvan, belum terlihat mendapatkan dukungan yang cukup untuk maju dalam pilpres.

Khusus mengenai Golkar, Alvan mengatakan, posisi bakal calon presidennya, Aburizal "Ical" Bakrie terancam gagal maju karena derasnya kritik internal setelah gagal membawa partai memenangkan pemilu legislatif. Ia menilai, bukan tidak mungkin Golkar akan bergabung dengan salah satu poros setelah digelar rapat pimpinan nasional di pekan kedua Mei 2014.(Indra Akuntono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×