kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Elite merapat ke Jokowi, Golkar malah senang


Kamis, 01 Mei 2014 / 19:16 WIB
Elite merapat ke Jokowi, Golkar malah senang
ILUSTRASI. Industri kendaraan listrik berbasis baterai di China semakin berkembang pesat.. REUTERS/Aly Song


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Wakil Sekretaris Jendral Partai Golkar Nurul Arifin mengaku tidak khawatir jika elite-elite Partai Golkar menjadi bakal calon wakil presiden bagi bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo alias Jokowi.

Sebaliknya, justru Nurul mengaku senang karena peluang Golkar untuk berada di pemerintahan semakin terbuka lebar. "Enggak apa-apa. Kita senang-senang aja (kalau ada yang merapat ke Jokowi). Pergerakan itu memang biasa dilakukan dan menjadi tradisi Golkar dari sejak tahun 2004. Jadi bukan hal yang aneh kultur seperti itu karena sudah terjadi berulang, dan sudah menjadi suatu kebiasaan," kata Nurul di Jakarta, Kamis (1/5/2014) siang.

Pada Pemilu 2004 lalu, Golkar mengusung Wiranto berpasangan dengan Salahudin Wahid. Namun, politisi Golkar Jusuf Kalla juga maju bersama capres Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Akhirnya, SBY-JK terpilih dan Golkar berada di pemerintahan meskipun pasangan capres-cawapres yang diusungnya mengalami kekalahan.

"Jadi kalau nantinya ada cawapres dari Golkar, ya kita tenang-tenang saja, senang juga. Artinya, kader Golkar kan bisa mewarnai di mana aja," tambah Nurul.

Menurut Nurul, majunya para elite Golkar menjadi cawapres dari partai lain itu juga tidak akan memecah suara Aburizal Bakrie dan pasangannya nanti. Menurut dia, Aburizal mempunyai pendukung loyal yang tidak akan berpaling ke pasangan lainnya.

"Masing-masing kan ada follower-nya, jadi enggak akanlah (suara terpecah). Kalau menurut saya sih, hasil yang dulu-dulu itu sudah membuktikan. Enggak masalah," ujarnya.

Sebelumnya, nama politisi senior Partai Golkar, Jusuf Kalla, sering disebut-sebut sebagai bakal cawapres Jokowi. Bahkan, JK sudah melakukan safari politik ke Partai Nasdem, satu-satunya partai yang sudah berkoalisi dengan PDI-P.

Elektabilitas Jokowi-JK juga kerap menempati peringkat tertinggi dalam berbagai simulasi survei. Jokowi juga sebelumnya sempat bertandang ke kediaman Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung.

Meski dikemas sebagai acara makan mi bersama, pembicaraan soal politik termasuk soal cawapres terselip dalam perbincangan. Terakhir, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Luhut Panjaitan juga menyatakan siap apabila dilamar PDI-P untuk menjadi bakal cawapres bagi Jokowi. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×