kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PHRI: Rencana PPKM level 3 saat Nataru akan tekan ekonomi


Kamis, 18 November 2021 / 17:13 WIB
PHRI: Rencana PPKM level 3 saat Nataru akan tekan ekonomi
ILUSTRASI. PHRI berharap penerapan PPKM saat Nataru tidak ada pembatasan ketat.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut rencana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 saat libur Natal dam Tahun Baru (Nataru) akan menekan ekonomi.

Pada penerapan PPKM level 3 akan membuat pembatasan yang lebih ketat. Sehingga nantinya mobilitas masyarakat juga akan terbatas dan berdampak pada tertekannya ekonomi.

"Pasti ada pengaruh ketika dia menjadi PPKM 3 sudah pasti ada pembatasan," ujar Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani kepada wartawan, Kamis (18/11).

Kebijakan tersebut saat ini masih dalam pembahasan pemerintah. Hariyadi berharap tidak ada pembatasan ketat seperti PPKM level 3 yang akan berdampak pada dunia usaha.

Baca Juga: Pemerintah terapkan PPKM level 3 di seluruh Indonesia saat libur Natal dan tahun baru

Sejalan dengan itu, Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran bilang, PPKM level 3 akan memukul industri hotel. Pasalnya selama ini libur akhir tahun merupakan periode tingginya tingkat keterisian hotel.

"Otomatis dampaknya nanti pertumbuhan yang ada saat ini akan terjadi penurunan," kata Maulana.

Maulana bilang, saat ini industri hotel memang tengah mengalami pertumbuhan akibat sejumlah wilayah mulai menerapkan PPKM level 2 dan 1. Pertumbuhan tersebut digunakan untuk menutup penghasilan selama industri hotel harus berhenti operasi selama kondisi PPKM parah.

Selain itu, periode libur Nataru sebeluknya digunakan untuk menutup minimnya punjungan pada semester pertama tahun 2022. Sebagai informasi, Maulan bilang pada paruh pertama tiap tahunnya kunjungan hotel dan tempat wisata relatif lebih rendah.

"Harapan pelaku pariwisata bahwa akhir tahun mereka punya kesempatan tumbuh," kata Maulana.

Selanjutnya: Dampak pembatasan mobilitas saat libur Natal dan Tahun Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×