Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bahana TCW Investment Management menilai, pemerintah dan otoritas moneter perlu mengambil langkah segera untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada Juli-September 2023 tumbuh 4,94% secara tahunan atau year on year (yoy).
Pencapaian ini lebih rendah bila dibandingkan PDB kuartal kedua yang tumbuh sebesar 5,17% yoy. Alhasil, secara akumulasi selama sembilan bulan pertama tahun ini, ekonomi Indonesia telah tumbuh 5,05%.
Baca Juga: Berharap Konsumsi Pemerintah Meningkat di Kuartal IV-2023
Ekonom Bahana TCW Emil Muhamad mengatakan, pemerintah perlu menambah amunisi stimulus fiskal dan moneter. Menurutnya, kebijakan BLT El-nino serta pembebasan PPN bagi rumah di bawah Rp 2 miliar akan mampu mendorong aktivitas perekonomian selama dua bulan terakhir 2023.
Sementara itu, dari sisi moneter, Bank Indonesia (BI) perlu melonggarkan likuiditas melalui diskon giro wajib minimum (GWM) serta menurunkan rasio penyangga likuiditas makroprudensial yang dapat mempermudah perbankan dalam menyalurkan kredit.
"Pelonggaran ini diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi hingga tahun depan," ucap Emil dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/11).
Menurutnya, tantangan perekonomian dunia termasuk Indonesia tidaklah semakin mudah ke depan. Era suku bunga tinggi secara global telah menurunkan daya beli masyarakat dan berdampak pada kinerja ekspor Indonesia.
Baca Juga: Kemenperin: Kinerja Industri Pengolahan Lampaui PDB Nasional pada Kuartal III-2023
Tak heran bila pertumbuhan ekspor terhadap PDB domestik mulai memperlihatkan penurunan atau minus 4,26% secara tahunan. Bahkan rasio kontribusi ekspor terhadap PDB turun ke 21,3%, dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 25,5%.