Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 diyakini tak bisa menembus 5% yoy. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 sebesar 4,88% yoy.
Menurut Josua, pertumbuhan ekonom pada periode April 2022 hingga Juni 2022 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, serta net ekspor.
Ia merinci, konsumsi rumah tangga pada periode tersebut tumbuh sekitar 5,25% yoy, atau menguat dari 4,34% yoy pada kuartal sebelumnya.
“Mobilitas masyarakat yang naik dibandingkan periode sebelumnya mengindikasikan belanja atau konsumsi masyarakat yang meningkat,” jelas Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (3/8).
Baca Juga: Tax Amnesty Jilid II Penyelamat Setoran Pajak
Josua bilang, kuatnya konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2022 ini juga terlihat dari sejumlah indikator, seperti indeks keyakinan konsumen (IKK) kuartal II-2022 yang tercatat 128,2, atau meningkat dari IKK pada kuartal I-2022 yang sebesar 111,0.
Kemudian, penjualan eceran pada kuartal II-2022 tercatat tumbuh 15,4% yoy, atau lebih tinggi dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 9,3% yoy.
Indikator lain adalah pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) yang tercatat 10,6% yoy pada akhir kuartal II-2022. Inflasi inti juga mengindikasikan sisi permintaan menunjukkan tren peningkatan sebesar 2,63% yoy atau naik dari 2,37% yoy pada kuartal sebelumnya.
Sedangkan PMTB diperkirakan tumbuh 5,27% yoy, atau meningkat dari kuartal sebelumnya yang sebesar 4,09% yoy.
Peningkatan investasi terindikasi dari beberapa indikator dini investasi seperti impor barang modal yang tercatat tumbuh 21,3% yoy, penjualan alat berat yang tumbuh 100% yoy seiring peningkatan kapasitas produksi sektor pertambangan.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Sentuh 5,9% di 2023
Dari sisi net ekspor, kinerja ekspor bakal ditopang oleh ekspor non minyak dan gas (non migas) secara kumulatif. Ia memperkirakan, ekspor non migas tumbuh 38,7% yoy, atau meningkat dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 35,9% yoy.
Di sisi lain, impor terpantau tumbuh melambat menjadi sekitar 17,6% yoy dari kuartal sebelumnya yang mencapai 26% yoy.
Lebih lanjut, komponen konsumsi pemerintah pada kuartal II-2022 malah diperkirakan menurun bila dibandingkan tahun lalu.
Menurut hitungan Josua, konsumsi pemerintah turun 2,36% yoy, meski penurunannya tak sedalam penurunan pada kuartal I-2022 yang sebesar 7,74% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News