Reporter: Rashif Usman | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia di bawah pemerintahan baru Prabowo-Gibran kelak diperkirakan masih tak jauh-jauh dari level 5%.
Ekonom senior Mari Elka Pangestu memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berkisar di angka 5% pada tahun depan. Hal ini tak lepas dari situasi eksternal yang tidak pasti.
"Kami masih menghadapi situasi eksternal yang tidak pasti. Jadi menurut saya agak susah mengharapkan pertumbuhan di atas 5%," kata Mari, Kamis (29/5).
Mari membeberkan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5%, Indonesia perlu mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, mulai dari sisi investasi, pemulihan consumer confidence di dalam negeri ataupun perbaikan dari eksternal.
"Ada perbaikan eksternal, apalagi China melemah. Jadi agak susah untuk mengharapkan (pertumbuhan ekonomi) itu," ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Indonesia Menjadi Anggota Penuh OECD dalam 3 Tahun
Mari juga menyampaikan, Indonesia perlu menavigasi dan mencari sumber pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur, salah satunya melalui Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).
"Kita bisa jadi lebih kuat kalau kita bangun regional suplly chain," jelasnya.
Mari juga menuturkan, perdagangan dan investasi yang sudah masuk ke Indonesia saat ini harus bisa meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.
"Jadi harus cerdas menangkap investasi yang masuk dan juga pada saat yang sama bisa meningkatkan nilai tambah. Itu memerlukan pemerintah untuk menciptakan iklim yang kondusif," tutupnya.
Perlu diketahui, pada tahun 2014-2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia di era Pemerintahan Jokowi hanya berada di kisaran 5% . Kondisi tidak normal sempat terjadi pada 2020—2021, saat Indonesia dilanda pandemi Covid-19.
Situasi pandemi kala itu membatasi pergerakan dunia usaha, sehingga pertumbuhan ekonomi nasional jatuh ke angka minus pada 2020, dan baru mulai pulih pada 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News