kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksikan Hanya 4,8% di Tahun 2024, Ini Alasan Indef


Rabu, 14 Juni 2023 / 12:41 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksikan Hanya 4,8% di Tahun 2024, Ini Alasan Indef
ILUSTRASI. pertumbuhan ekonomi diproyeksi hanya di kisaran 4,8%-5% di tahun 2024


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 hanya akan tumbuh di kisaran 4,8% hingga 5%.

Proyeksi tersebut menurun dari perkiraan pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI yang sebesar 5,1% hingga 5,7%. Pun juga lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini yang sebesar 5,3%.

Kepala Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan Indef M Rizal Taufikurahman menilai, melandainya pertumbuhan ekonomi tahun depan selain dipengaruhi tensi perekonomian global yang memburuk, juga adanya pemilihan presiden (pilpres) pada tahun depan.

“Karena tahun depan masih ada proses pilpres dan juga geopolitiknya, maka ketidakpastian usaha, akan tensi politik sangat mempengaruhi kinerja indikator makro, terutama konsumsi dan investasi,” tutur Rizal kepada Kontan.co.id, Rabu (14/6).

Baca Juga: Konsumsi Rumah Tangga Tetap Jadi Salah Satu Penopang Pertumbuhan Ekonomi RI

Selain itu, Rizal menilai lambatnya belanja pemerintah pusat dan daerah juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pola belanja ini memang bukan hal baru, karena sudah terjadi dari tahun ke tahun.

Padahal, kata Rizal, semakin cepat belanja pemerintah untuk barang publik, maka pelaku ekonomi akan merespon untuk mendapatkan nilai tambahnya. Nilai tambah yang menjaga kontinuitas dalam produksi dan kualitas produksinya sendiri.

“Selain itu, sudah dapat dipastikan mulai rencana hingga realisasi, terutama sektor industri manufaktur dan jasa. Dengan demikian, realisasi fiskal yang disiplin dan tepat waktu, sasaran dan pelaksanaannya maka akan memberikan nilai tambah yang semakin meningkat dan cepat,” jelasnya.

Dia menambahkan, pemerintah pusat maupun daerah juga dinilai belum agresif dalam percepatan penyerapan realisasi belanja fiskal. Sehingga pola tersebut harus segera diperbaiki, karena keagresifan penyerapan realisasi belanja pemda dan pusat menjadi kunci tercapai realisasi target pertumbuhan ekonomi.

“Apalagi tahun geopolitik terdapat tantangan sangat besar dalam menggerakkan produksi dan ekonomi makro maupun mikronya,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×