Reporter: Dendi Siswanto, Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia diramalkan kembali menembus level 5%, setelah dua tahun terancam pandemi Covid-19. Kendati hanya berkutat lagi di zona 5%, pencapaian ini menjadi modal untuk menghadapi resesi global tahun ini.
Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN, kompak meramal ekonomi sepanjang 2022 berada di kisaran 5% hingga 5,29% secara tahunan atau year on year (yoy).
Ini sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) yang meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 4,5% hingga 5,3%, dengan titik tengah 4,9%.
Baca Juga: Terima Menlu Negara-Negara ASEAN, Jokowi Tegaskan Soal Ini
Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2022 di kisaran 5,29%, dengan proyeksi pertumbuhan di kuartal IV-2022 sebesar 4,96% secara tahunan.
Ekonomi tahun lalu, katanya, didorong oleh hampir semua komponen pengeluaran. Mulai dari kenaikan konsumsi, ekspor yang mendorong surplus neraca perdagangan selama 32 bulan berturut-turut, belanja pemerintah, hingga aliran masuk investasi ke Indonesia.
Hal ini, tak terlepas dari momentum kenaikan harga komoditas. "Ditambah dengan strategi kebijakan makro Indonesia yang seimbang antara pertumbuhan dan stabilitas," kata Tirta kepada KONTAN, Jumat (3/2).
Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 sebesar 5,25% yoy dan khusus kuartal IV-2022 di level 4,83% yoy.
Damhuri bilang, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang kontribusinya mencapai 55% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Walaupun, konsumsi tertahan di kuartal IV-2022 sejalan dengan dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal September lalu.
Baca Juga: Ekonom Indef Sebut Target Kunjungan Wisman 2023 Diprediksi Sulit Terealisasi
Kabar baiknya, inflasi pada akhir tahun lalu berhasil ditekan ke level 5,51%. Angka ini di bawah ekspektasi pemerintah dan BI yang sebesar 6% secara tahunan.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz meramal perekonomian Indonesia tahun lalu bisa mencapai 5,1% yoy. Sementara perekonomian pada kuartal IV-2022 akan menyentuh angka 4,2%, melambat dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 5,72%.
Momentum perayaan natal dan tahun baru menjadi penyelamat setelah konsumsi masyarakat tertekan akibat kenaikan harga BBM. "Di sisi lain ekspor melambat sejalan dengan perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas ekspor," kata Faiz.
Sementara itu, meski ekonomi global masih diliputi ketidakpastian, Gubernur BI Perry Warjiyo optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa berada di kisaran 4,5% hingga 5,3%. Namun syaratnya, konsumsi masyarakat dan pertumbuhan ekspor tahunan tetap dalam tren menguat.
Baca Juga: Cuan Mengalir dari Bisnis Transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
"Dengan keyakinan kita, mari kita optimistis. BI memperkirakan, pada tahun 2023 ini pertumbuhan 4,5% sampai 5,3%, kemungkinan sekitar 4,9%. Bisa saja terjadi, bila konsumsi cepat bisa mengarah ke level 5%," kata Perry, Senin (30/1) lalu.
Yang jelas, pihaknya meyakini bahwa tingkat inflasi inti akan berada di bawah 4% pada semester I-2023. Sementara inflasi umum diharapkan bisa berada di bawah 4% pada akhir tahun 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News