kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.145   -16,33   -0,23%
  • KOMPAS100 1.094   -0,88   -0,08%
  • LQ45 868   -3,67   -0,42%
  • ISSI 217   0,48   0,22%
  • IDX30 444   -2,75   -0,62%
  • IDXHIDIV20 536   -4,39   -0,81%
  • IDX80 125   -0,14   -0,11%
  • IDXV30 134   -1,62   -1,20%
  • IDXQ30 148   -1,15   -0,77%

Pertumbuhan Belanja Masyarakat Berpotensi Melambat, Ini Pemicunya


Senin, 21 November 2022 / 18:33 WIB
Pertumbuhan Belanja Masyarakat Berpotensi Melambat, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Penjualan Ritel: Warga berbelanja di sebuah supermarket di Depok. Senin (5/9/2022). Ada Potensi Pertumbuhan Belanja Masyarakat Melambat di Akhir Tahun, Ini Sebabnya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Aktivitas belanja masyarakat tampak meningkat pada awal November 2022. Ini tercermin dari data yang disajikan dalam Mandiri Spending Index (MSI) hingga 6 November 2022. 

Dari data yang diterima Kontan.co.id, indeks nilai belanja per 6 November 2022 tercatat 128,6 atau naik dari 126,5 pada 30 Oktober 2022. Sedangkan indeks frekuensi belanja tercatat 159,2 atau naik dari 157,9 pada akhir Oktober 2022. 

Meski data menunjukkan adanya peningkatan, Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengungkapkan tren kenaikan belanja masyarakat tak setinggi pada periode sama tahun 2021. 

Baca Juga: Campina Ice Cream (CAMP) Bidik Kenaikan Penjualan 10% pada Tahun Ini

“Kenaikannya tidak sekuat tahun 2021 lalu. Jadi, ada tren slowing down (melambat) dari belanja masyarakat memasuki November 2022,” tutur Yudo kepada Kontan.co.id, Senin (21/11). 

Yudo memperkirakan tingkat belanja masyarakat tumbuh sekitar 7% yoy hingga 8% yoy pada November 2022. Namun, ini pun lebih rendah dari pertumbuhan pada Oktober 2022 yang mencapai 10% yoy. 

Pun secara keseluruhan, Yudo memperkirakan pertumbuhan belanja masyarakat pada kuartal IV-2022 tak akan sekencang pertumbuhan kuartal IV-2021. Namun, ini bukan berarti daya beli masyarakat tergerus. 

Baca Juga: Antisipasi Resesi, GoToko Gandeng Kemenkominfo Dorong Transformasi Digital UMKM

Ini disebabkan oleh tingginya angka pertumbuhan belanja pada tahun lalu (high base effect) serta masih ada dampak penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) yang kenaikan harganya mulai terasa di daerah Jawa, Sumatra, serta Bali dan Nusa Tenggara.

“Kalau soal daya beli, daya beli masyarakat masih terjaga dan cukup solid. Indikasi masih kuatnya daya beli adalah belanja terkait elektronik yang mulai naik. Jadi, perlambatan yang ada karena dua faktor tersebut,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×