kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertaruhan besar ekspansi BUMN


Jumat, 07 Agustus 2015 / 09:05 WIB
Pertaruhan besar ekspansi BUMN


Reporter: Agus Triyono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ekspansi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini menjadi amat krusial. Saat belanja pemerintah seret serta ekspansi perusahaan swasta plat kuning sedang kendor, duit ekspansi BUMN bisa menjadi lokomotif penggerak proyek dan pemicu pertumbuhan ekonomi.

Maklum, dua tahun terakhir, belanja modal atau capital expenditure (capex) BUMN selalu di atas capex pemerintah. Data Kementerian BUMN menunjukkan, tahun 2013 capex BUMN mencapai Rp 212 triliun, di atas belanja modal pemerintah yang sebesar Rp 181 triliun. Nilai capex BUMN ini terus naik menjadi Rp 255 triliun pada 2014 dan Rp 320 triliun pada tahun ini.

Menteri BUMN Rini Soemarno optimistis target realisasi capex tahun ini tercapai. "Kami harap bisa tercapai," katanya, Rabu (5/8). Dari seluruh capex BUMN tahun ini, sebagian besar akan dipakai untuk membiayai proyek strategis yang bersifat multiyears, 1-3 tahun.

Sebanyak 86 proyek bernilai di atas Rp 100 miliar berasal dari 25 BUMN. Sehingga totalnya mencapai sekitar Rp 318,50 triliun dan US$ 5,1 miliar. Selain 86 proyek itu, BUMN lain juga tengah menyiapkan proyek strategis. Contohnya adalah Proyek High Speed Railway, Jalan Tol Semarang-Batang dan Tol Pemalang-Batang, Tol Trans Sumatera (Terbanggi Besar-Kayu Agung Palembang), Tol Pekanbaru-Dumai, Pelabuhan Sorong, Pabrik Semen Kupang, dan Pengembangan Kawasan Merak-Bakauheni dengan nilai proyek lebih dari Rp 100 triliun.

Dengan demikian, total nilai proyek BUMN lebih dari sekitar Rp 400 triliun. Pemerintah juga berjanji akan mempercepat pencairan penyertaan modal negara (PMN) yang sampai akhir Juli 2015 masih minim, hanya Rp 7,1 triliun. Nilai ini 10% dari total alokasi PMN yang senilai Rp 70,37 triliun tahun ini.

Tak cuma itu, pemerintah kini menjamin utang luar negeri BUMN yang mengerjakan proyek infrastruktur. Sayang, realisasi penyerapan belanja modal BUMN sampai semester I-2015 tidak sebaik yang diharapkan.

Data Kementerian BUMN menunjukkan, realisasi belanja modal BUMN hingga paruh pertama 2015 baru Rp 119,3 triliun atau 37% dari total tahun ini sebesar Rp 320 triliun. Realisasi belanja modal pada periode tersebut didominasi sektor pengadaan gas, uap dan udara dingin senilai Rp 48,75 triliun, serta sektor pertambangan dan penggalian Rp 24,75 triliun (lihat tabel). Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono berjanji membantu BUMN merealisasikan proyek.

"Kami sebagai pembina teknis akan mendorong supaya bisa cepat," katanya. Kini, kendali proyek infrastruktur dan pembangunan disandarkan ke BUMN. Alhasil, memacu dan melecut kecepatan ekspansi BUMN jelas jadi pertaruhan besar dalam situasi sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×