kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina tolak Kuwait masuk Natuna


Jumat, 19 Oktober 2012 / 09:01 WIB
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat terbatas pada perdagangan terakhir pekan ini.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Ladang gas Blok East Natuna mungkin akan menjadi ladang perebutan nan panas. Maklum, PT Pertamina tegas menolak keikutsertaan Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec) dalam konsorsium proyek pengembangan blok gas di Kepulauan Riau itu.

Sebelumnya pemerintah mengajak Kufpec masuk ke blok gas ini. Maklum, Kufpec  menawarkan investasi US$ 4 miliar di blok kaya gas ini.

Ali Mundakir, Vice President Communications Pertamina, menilai, rencana masuknya Kufpec dalam konsorsium Blok East Natuna di luar prosedur. "Kami memiliki kewenangan untuk memilih partner  di Blok East Natuna. Komposisi participating interest pun sudah final," tandas dia kepada KONTAN, Kamis (18/10).

Menurut Ali, saat ini pembahasan Blok East Natuna telah memasuki tahap penilaian ekonomis kegiatan eksplorasi. Proses ini tak mungkin ditunda gara-gara ada calon investor baru. "Kami enggak mau berkomentar soal saham kami. Jika mau diubah bagaimana mekanismenya?" kata dia.

Memang, Desember 2011, pemerintah menetapkan pembagian saham di Blok East Natuna. Pertamina mendapatkan jatah 35%, anak usaha ExxonMobil, Esso Natuna Ltd, mendapatkan saham 35%, Total E&P Activities Petrolieres mendapat 15%, serta Petroliam Nasional Berhad (Petronas) menguasai 15%. Belakangan Petronas mundur dan posisinya digantikan PTT Exploration and Production (PTT EP) asal Thailand.

Jeffrey Hariwibowo, Juru Bicara ExxonMobil, menolak mengomentari rencana masuknya Kufpec ke konsorsium Blok East Natuna. "Sebab negosiasi bisnis masih berlangsung," kata dia.

Sebagai catatan, taksiran kebutuhan dana pengembangan blok dengan cadangan gas 57 triliun kubik kaki (tcf) ini mencapai US$ 20 miliar atau hampir Rp 200 triliun. Ali menambahkan, Pertamina menyiapkan teknologi dan dana US$ 7 miliar bagi pengembangan Blok East Natuna.

Proses pengembangan blok tersebut sampai dengan tahap produksi memerlukan waktu enam sampai 10 tahun. Maklum, blok ini memiliki kandungan CO2 tinggi, sehingga perlu penanganan khusus.

Toh, Rudi Rubiandini, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan, komposisi anggota konsorsium di East Natuna bisa berubah meski proyek ini  sudah berjalan. "Pemerintah tetap membawa Kufpec karena mereka siap berinvestasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×